Langsung ke konten utama

Postingan

Catatan terakhir...

Bolehkan?

Kusebut kamu dalam doaku di hari Arafah, bolehkan? 

D-16 : Palestina

Palestina, bagaimana kabarmu hari ini?  Palestina, bagaimana kabarmu hari ini? masihkah rumahmu membara di bawah letupan bom zionis? masihkah tidurmu terusik oleh serangan bombardir zionis Israel? masihkah langkahmu dihadang menuju kiblat pertama umat Islam? Palestina, belum hilang dari ingatanku tentang Razan Al Najjar yang dadanya ditembus peluru hingga bersimbah darah baju kebesarannya kemarin terdengar kabar, stasiun tivi  Al Aqsa terkena serangan bom pagi ini kubaca berita tentang penghentian dan pengurangan bantuan pangan untukmu Kebiadaban macam apa lagi yang belum dilakukan oleh israel? Lucunya, di negeriku, dia yang katanya pembina pesantren yang katanya mantan juru bicara presiden dengan bangganya mengisi kuliah tamu di tanah terlaknat israel dengan entengnya berjabat tangan dengan si dalang genosida, Benjamin Netanyahu! Palestina, bagaimana kabarmu hari ini? lebih dari 230 jiwa syahid sejak aksi  Great Return March  mereka mem...

Gramedia Hari Ini

Hari ini, akhirnya aku ke Gramedia. Sesuai rencana awal, pengen me time di sana. Jadi perginya sendiri. Ba'da dzuhur, siap-siap tancap gas dari kampus, padahal rencananya mau berangkat sore setelah perkuliahan selesai. Alhamdulillah, timing -nya pas banget, bisa pulang cepat. Gramedia hari ini adalah Gramedia di Mall Ratu Indah, selain dekat dari kampus dan kosan, juga suka sekali dengan musholahnya. Eh, bisa parkir murah juga di toko Agung :D Sampai di sana, ga pake leyeh-leyeh lagi, langsung ke Gramedianya dong ya. Terus cari buku, dan, hap. Dilahap hehehe... Pilihanku jatuh pada Kita Pernah Salah, karya kak Ariashinta dan Fuadbakh. Bukan buku pilihan sih sebenarnya, tapi memang sudah diincar bahkan sebelum buku ini terbit. Qadarullah, karena tabungan yang tak sampai-sampai (sering dipake. Dikit sih, tapi sering, huhu T_T), honor penelitian belum ada di tangan, dan ikhtiar beasiswa HMJ ternyata juga belum berjodoh, maka di sinilah aku. Berdiri sendiri, dengan tas punggung yan...

D-15 : Hadiah

Source: insperity.com Senin 17 Desember 2018, aku daftar beasiswa di HMJ Farmasi. Pengumumannya hari rabu kemarin. Alhamdulillah, aku tidak lulus hehehe... Artinya memang bukan yang terbaik, juga bukan rezekiku di situ. Pun artinya, ketiga kandidat yang lulus, memang sudah ditakdirkan, tentu dengan ikhtiar dan doanya juga. Artinya lagi, Amma harus berusaha lebih giat dan lebih serius. Wong kemarin essaynya di buat dua jam sebelum batas pengumpulan, bagaimana bisa maksimal, ckckck. Tapi, tenang saja, sore ini kita ke Gramed ya Am. Hadiah untukmu, karena sudah berusaha mengumpulkan berkas sejak jauh hari. Karena sudah berusaha membuat essay meski tergesa. Karena kamu bisa menerima dengan lapang dada, juga penuh kesyukuran, Alhamdulillah 'ala kulli hal.   Maka benarlah kata Umar bin Khattab r.a, : Hatiku tenang karena mengetahui apa yang melewatkanku  tidak akan pernah menjadi takdirku.  Dan apa yang ditakdirkan untukku, tidak akan pernah melewatkank...

D-14 : Dzikir

Al-matsurah pertama dan terakhirku. Yang satu dari tarhib ramadhan bersama rohis, satu lagi dari TMI 1 LDK Gamais^^  "Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.   42- Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang." -Q.S Al Ahzab: 41-42- Mengingat Allah itu, setiap saat dek, bukan pas kita lagi ada maunya aja, kata seorang kakak dulu. Duhai Allah, izinkan amma untuk terus mengingat-Mu, bukan pas lagi ada maunya aja :( Izinkan amma wafat dalam keadaan mengingat-Mu dan mencintai-Mu dengan sebaik-baiknya cinta.  *** Landak Baru, 19 Desember 2018

D-13 : Cinta Pertama

source: kabarinews.com Dan sampailah kita pada hari ke tiga belas. Huff, siapa pula yang mengajukan tema ini, ckckck -,- Baiklah-baiklah. Tantangan tetaplah tantangan, maka, mari kita berbicara tentang cinta pertama. "cinta pertama, sulit dilupakan walau ia belum sempat dimiliki"  -Anonim. Cinta pertama bagiku adalah mama dan bapak. Lalu ada kakek yang mengadzaniku, ada nenek yang setia merawat. Ada  om dan tante terbaik sepanjang hidupku. Hah, sudah ada berapa orang yang kusebutkan? Mereka semua adalah cinta pertamaku, orang-orang yang pertama kali mengajar dan memberiku cinta juga kasih sayang yang setulus-tulusnya.  Belakangan, aku baru tahu satu hal. Tentang cinta, mestilah Allah dan Rasulullah yang didahulukan sebelum mereka yang aku cintai. Maka, sampai saat ini, aku terus belajar mencintai Allah dan Rasulullah.  Duhai Allah, izinkan amma mencintai-Mu dengan sebaik-baiknya mahabbah. Izinkan amma mencintai Rasulullah sebagaimana ia mencint...

D-12: Gelang

Fokus ke gelangnya aja pemirsa Aku suka gelang. Dan mama suka sekali membelikan gelang untukku. Waktu kecil, bahkan sampai SMP aku punya banyak gelang, sebagian dari mama, sebagian kubuat sendiri. Ada yang dari manik, ada pula yang dari tali kur, terus kujual ke teman-teman hahaha (dasar otak pa'balu') . Sayangnya sekarang aku sudah lupa cara membuatnya, huff... Gelang yang kupakai di foto itupun pemberian mama. Meski begitu, sudah lama sekali aku tak pakai gelang, sebelum kemudian mama memberiku gelang di foto itu. Gelang sebelumnya, aku masih ingat, kubeli di Bantimurung. Sebuah gelang besi putih yang ada tulisan hangeul Kang Min Hyuk-nya >_< lagi-lagi, itu dari mama. Ah, maksudku, dibayarkan mama, dengan sedikit rengekan dariku :D Ah, itu sudah lama sekali, kelas satu atau dua SMK kurang lebih. Lalu hilang di kantor DPRD ketika aku membawa proposal. Hmm, itu proposal apa yah, aku lupa -,- Yang jelas, sudah lama sekali aku tak pakai gelang. Lalu mama meberiku gelan...

D-11 : Luka

source: ibupedia.com Di kakiku ada bekas luka. Jika dihitung ini sudah hampir lima bulan sejak kejadian itu, dan ia tak kunjung sirna seperti bekas luka yang lain. Ah, menyebalkan sekali rasanya. Padahal toh, dia tak terlihat karena tertutup kaos kaki. Tapi, bekas luka itu ya memang membuatku risih. Sering sekali sakit kalau terkena sesuatu. Naasnya karena di kaki, dia pernah ditendang temanku di kelas. Tak sengaja sih, tapi rasanya masyaa Allah. Huff, hari itu aku benar-benar ingin menangis, tapi kutahan. Malu sekali sama teman-teman sekelas. Jika ada rekor orang ter-sering nangis di kelas, maka itu adalah aku. Jika ada limit untuk menangis di kelas, maka aku sudah over limit akibat seringnya menangis di kelas -_- Maka hari itu, aku memilih mengusap-usap luka itu saja dari luar kaos kakiku.  Maka benarlah kata Kak Iis, bekas luka adalah guru. Semakin banyak bekas luka, artinya semakin banyak kita terluka. Artinya, kita sudah melewati kesakitan berkali-kali. Jadi, setiap...