Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label AIM

Catatan terakhir...

Bagaimana ini (2)

123 hari sejak nenek berpulang, dan aku masih sering menangis. Di pagi dan siang hari saat aku seorang diri di rumah atau malam sebelum tidur. Banyak hal yang mengingatkanku pada nenek. Ingatan tentang hari-hari terakhir beliau, kebaikan-kebaikannya sepanjang hidupku, dan ketabahannya yang ternyata jauh lebih besar dari yang kuduga. Hatiku sedih dan terenyuh di waktu yang sama.  Rasanya sesak, tetapi aku tidak punya pilihan lain selain mendoakannya.  Bagaimana ini? Aku takut rinduku, air mataku, dan perasaan sedih ini jadi menyusahkan beliau di sana. Aku bukannya tidak ikhlas. Aku hanya rindu.. Rindu yang berakhir dengan air mata dan rasa sedih. Ternyata, kehilangan karena kematian adalah luka yang akan dibawa seumur hidup. Bukan karena kita tidak ikhlas, tetapi karena kesadaran bahwa kita tidak akan bertemu lagi di dunia ini. Bahwa kita tidak bisa memeluknya lebih lama. Bahwa kita mulai lupa aroma tubuhnya. Luka itu besar dan menganga, namun tidak terlihat. Entah seratus, ser...

Ketemu Lagi :)

Kak,  malam ini kutemui dirimu lagi,  dalam layar persegi telepon selulerku. Malam ini kutemui dirimu lagi,  dengan senyum yang khas itu. Kulihat kamu begitu sumringah, juga menawan. Syukurlah aku masih bisa melihat wajah yang selalu kurindu itu. Tapi kak, Biar di sini saja kusampaikan, kalau sejujurnya aku sering iri dengan mereka yang punya banyak foto bersamamu. Dengan mereka yang lebih dulu menghabiskan banyak waktu denganmu. Aku ingin lebih lama,  andai masih bisa kembali. Kak, bagaimana ini? Aku sudah berjanji untuk berdamai dengan perasaanku. Tetapi jemariku masih sering mencari-cari dirimu di dunia maya. Aku ingin bertemu sekali lagi kak. Ingin memelukmu dan mengambil banyak gambar dengan senyum terbaik kita. Ingin kusampaikan kalau aku sayang kamu, meski mungkin dengan suara yang lirih, wajah yang memerah karena malu atau dengan tangis siap kehilangan. Aduh, Harusnya aku tak seperti ini. Maafkan Amma ya Allah. Maafkan Amma juga ya kak. (to ...

Kak Iis

Nyanyian tak lagi merdu.  Puisi tak lagi menyentuh kalbu.  Kau telah membawa pergi separuh jiwaku.  (Siti Marliah - Mamanya Kak Iis)  * Aku tak pernah menyangka jika doa-doa untukmu akan berubah bentuknya secepat ini, sedang aku sibuk dengan segala penyesalanku. Yah, penyesalan. Sampai detik sebelum aku menyelesaikan catatan panjang ini, aku menyesali begitu banyak hal tentang kita. Lebih tepatnya, tentang waktu yang kusia-siakan.  Allah mempertemukan orang sebaik dirimu dengan aku, si anak sulung yang sejak lama ingin punya kakak. Allah mempertemukan orang sesabar dirimu dengan aku, si tidak sabar dan pengeluh ulung. Allah mempertemukan orang sepandai dirimu dengan aku, si awam ilmu yang selalu sok pintar. Allah mempertemukan penulis seperti dirimu dengan aku, si penampung karya di bawah kasur. Allah sangat baik, sehingga aku dipertemukan dengan perempuan yang perangainya menyerupai bidadari di mataku.  Kak Iis, begitulah kunamakan c...