Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label #Hati_Indonesia

Catatan terakhir...

Bolehkan?

Kusebut kamu dalam doaku di hari Arafah, bolehkan? 

Tujuh (belas)

Tujuh belas agustus, tahun 45 Itulah hari kemerdekaan kita Hari merdeka, nusa dan bangsa Hari lahirnya bangsa Indonesia MERDEKA Sekali merdeka tetap merdeka Selama hayat masih dikandung badan Kita tetap setia, tetap sedia Mempertahankan Indonesia Kita tetap setia, tetap sedia Membela negara kita   *** Aku suka angka satu dan tujuh. Jika digabungkan, menjadi tujuh belas. Aku suka angka tujuh belas. Salah satunya karena Indonesia merdeka di tanggal tujuh belas. Masih tentang tujuh belas, Alhamdulillah sudah sebulan ini kujalani hari dalam petik tujuh belas.  Sebulan bersama tujuh belas adalah pembelajaran, untuk esok dan angka-angka setelahnya. Siapkanlah dirimu untuk waktu-waktu sulit yang menghentak...  Kupikir, angka sebelum tujuh belas adalah bekal untuk bersua dengan usia tujuh belas. Nyatanya, banyak hal yang tak kutemui sebelumnya, lalu tetiba menghentakku. Ternyata, tujuh belas tak semanis yang orang-orang perbincangkan, meski tak s...

Tujuh (puluh)

DIRGAHAYU INDONESIAKU :) Tujuh puluh tahun paska kemerdekaan Indonesia, apa sebenarnya arti dari kemerdekaan itu? Merdeka adalah terbebas dari belenggu penjajah, bukan begitu? Merdeka identik dengan kebebasan, bukan begitu? Merdeka adalah luapan kebahagiaan atas sebuah perjuangan, dan rupa-rupa definisi kemerdekaan dari sudut pandang yang berbeda.  Lantas, dari lain sisi ada pula yang mempertanyakan kemurniannya, memilih mengamat, mengkritik, dan bahkan abai, tak peduli. Well, mungkin itu yang namanya hak asasi manusia.  Tentang Indonesia, apapun yang ada di dalamnya, kita menjadi bagian darinya. Meski tak kupungkiri kalau sering pula terlontar kritikan dari mulutku, mestinya begini, harusnya begitu, bla bla bla. Mengkritik bukan hal yang sulit, bukan? Yang sulit adalah bagaimana kita harus mengintrospeksi diri.   Sudahkah kita menjadi warga yang baik?   Saya pribadi: belum. KTP saja sampai sekarang belum ada. Padahal, sebelum masuk 17 tahun, sa...

Masih Tentang Perempuan

Belajar Dari R.A Kartini Hai hai... Assalamu'alaikum. Sebagai pembuka, ada kekata yang terlebih dulu ingin kuutarakan. "Aku rindu... ah, tidak. Bukan aku, tapi jemariku, hatiku juga -mungkin- mungkin juga... ugh! intinya aku rindu... menarikan jemari di atas keyboard  laptopku. "   Keping kenangan dari SDN 24 Parepare :') Hancurnya tulisanku -_- Perempuan-Perempuan Perkasa * entah siapa nama penulisnya, tidak ada yang tercantum di secarik kertas itu* Perempuan-perempuan pembaca di pagi buta dari manakah mereka? Ke stasiun kereta datang di bukit-bukit desa Sebelum peluit kereta pagi terjaga  Sebelum hari bermula ke pesta kerja Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta, dari manakah mereka? Dari atas roda-roda baja mereka berkendang Mereka berlomba dengan surya ke gerbang kota Merebuk hidup di pasar-pasar kota Perempuan-perempuan ini, yang membawa bakul di pagi buta siapakah mereka? Mereka adalah...

Selamat Hari Pahlawan Nasional^^

sumber gambar Hola!!!  Terhitung hingga 10 November 2014 ini, apa yang telah kau lakukan untuk negeri kita? Adakah yang telah kau persembahkan kepada pahlawan kita selain do'a dan hening cipta? Meski mereka tak pernah mengharap iba, apalagi balas jasa.  Akupun belum.  *** Selamat Hari Pahlawan Nasional :)  Bila hari pahlawan 10 November identik dengan Pertempuran Surabaya setelah Proklamasi Kemerdekaan, maka hari ini saya ingin membagi cerita tentang pengalamanku setelah mengarungi lembar demi lembar novel bertajuk perjuangan, peperangan, dan tentunya PAHLAWAN. Tentang kisah yang hampir saja tenggelam dalam sejarah-sejarah baru. Tidak pernah ada kata menyesal telah membeli buku yang kutemukan di tumpukan buku bekas dan diskon separuh harga di toko buku, 21 Oktober lalu. Bagiku, pelajaran sejarah itu selalu menarik, penuh misteri, dan hanya orang tertentu saja yang mampu memecahkannya. Saat geletar-geletar cinta itu tumbuh, genderang ...

Gwenchana

Pada suatu masa, aku berada pada satu titik dimana aku merasa benar-benar berharga. Sangat dibutuhkan. Lalu selang beberapa waktu, aku kembali pada titik nol, dimana aku merasa berpijak pada lapisan terdasar semangatku. Berdiam diri, tanpa berniat untuk menapak jejak perjuangan menuju titik atas yang telah kulalui sebelumnya.  Bukan apa-apa, hanya sekedar galau karena tidak bisa menyaksikan U-19 hari ini melawan Uzbekistan. Semangat untuk kalian yang tengah berjuang! Harumkan kembali nama baik Bangsa Kita! :)(:  :)(:

Hati Bola dan Bola Hati

  Sumber Gambar Aku tak pernah tahu apa yang telah menggerakkan hatiku untuk selalu menaruh minat di setiap laga sepak bola yang di dalamnya terdapat orang-orang pilihan, orang-orang terpilih dari bilik Indonesia. Aku bukanlah seorang fanatik si bulat itu. Bukan penggemar MU, Chelsea, Barcelona, atau apapun itu.  Pula aku bukanlah seorang yang mencinta dunia olahraga. Tapi sepertiya hatiku memang sudah terpaut dengan Timnas Indonesia. Seperti yang berlangsung beberapa waktu lalu.  Ah, aku menyesal tak menyaksikannya sejak babak awal. Tapi beruntung, dari depan layar tivi, aku masih bisa menyaksikan gol indah penuh perjuangan. Ya, setidaknya satu gol itu meneduhkan hati yang merutuk saat menyaksikan Indonesia vs. Thailand, kemarin.  Aku bukanlah orang yang mencinta dunia olahraga. Ya, tadi sudah kukatakan. Tapi hatiku bersorak sorai tiap menyaksikan mereka yang dengan bangga dan penuh perjuangan mempertaruhkan nama Indonesia. Mereka berjuang. Inga...