123 hari sejak nenek berpulang, dan aku masih sering menangis. Di pagi dan siang hari saat aku seorang diri di rumah atau malam sebelum tidur. Banyak hal yang mengingatkanku pada nenek. Ingatan tentang hari-hari terakhir beliau, kebaikan-kebaikannya sepanjang hidupku, dan ketabahannya yang ternyata jauh lebih besar dari yang kuduga. Hatiku sedih dan terenyuh di waktu yang sama. Rasanya sesak, tetapi aku tidak punya pilihan lain selain mendoakannya. Bagaimana ini? Aku takut rinduku, air mataku, dan perasaan sedih ini jadi menyusahkan beliau di sana. Aku bukannya tidak ikhlas. Aku hanya rindu.. Rindu yang berakhir dengan air mata dan rasa sedih. Ternyata, kehilangan karena kematian adalah luka yang akan dibawa seumur hidup. Bukan karena kita tidak ikhlas, tetapi karena kesadaran bahwa kita tidak akan bertemu lagi di dunia ini. Bahwa kita tidak bisa memeluknya lebih lama. Bahwa kita mulai lupa aroma tubuhnya. Luka itu besar dan menganga, namun tidak terlihat. Entah seratus, ser...
Palestina,
bagaimana kabarmu hari ini?
masihkah rumahmu membara di bawah letupan bom zionis?
masihkah tidurmu terusik oleh serangan bombardir zionis Israel?
masihkah langkahmu dihadang menuju kiblat pertama umat Islam?
Palestina,
belum hilang dari ingatanku tentang Razan Al Najjar
yang dadanya ditembus peluru
hingga bersimbah darah baju kebesarannya
kemarin terdengar kabar, stasiun tivi Al Aqsa terkena serangan bom
pagi ini kubaca berita tentang penghentian dan pengurangan bantuan pangan untukmu
Kebiadaban macam apa lagi yang belum dilakukan oleh israel?
Lucunya, di negeriku, dia yang katanya pembina pesantren
yang katanya mantan juru bicara presiden
dengan bangganya mengisi kuliah tamu di tanah terlaknat israel
dengan entengnya berjabat tangan dengan si dalang genosida, Benjamin Netanyahu!
Palestina,
bagaimana kabarmu hari ini?
lebih dari 230 jiwa syahid sejak aksi Great Return March
mereka memenjarakan pemuda dan wanita tak bersalah
membunuh para relawan, meratakan rumah-rumah dan sekolah
Palestina,
sungguh, tak satu pun dari tetes peluhmu yang tak terhitung sebagai pemberat hisab kebaikanmu
tak satupun nyawa yang kembali pada Sang Maha Pencipta kecuali syahid dihadiahkan untukmu
dan tak satupun jihadmu yang sia-sia, sebab gelar syuhada telah Allah siapkan bagimu
syurga tempatmu kembali.
Maros, 21 Desember2018

Komentar
Posting Komentar