Kusebut kamu dalam doaku di hari Arafah, bolehkan?
Alif : "Kulemparki hapenu nah!" (Dengan gaya mengancam, siap melempar ke atas kasur) Saya : Lemparmi kalo berani! (Menatap menantang, dalam hati bilang: nda mungkin berani na lempar. Kalaupun na lempar nda papaji, empukji tempat mendaratnya) Lalu ..... Bruukkk *** Jum'at ba'da subuh, hapeku yang memang sudah rusak dan terlalu lelah itu menyerah. Padahal ia hanya terhempas dari tanganku dengan jarak 5 sentimeter di atas lantai. Aku sadar, ia sudah cukup menderita dengan keekstrimanku. Jatuh, bangun. Terjatuh, terbangun. Dijatuhkan, dibangunkan, dan terjatuh lagi. Pokoknya berkali-kali. Sering juga kupakai sambil dicharge, atau sampai baterainya low total. Kasus terakhir sebelum hapeku yang setia itu menunjukkan tanda-tanda kesakitannya adalah ketika dilemparkan oleh Alif ke kasur lalu terjatuh. Tidak, lebih tepatnya melompatkan dan menjatuhkan diri dari kasur ke lantai. Saat itulah dua bintik hitam itu muncul. Sedikit saja, kira-kira setengah samp...