123 hari sejak nenek berpulang, dan aku masih sering menangis. Di pagi dan siang hari saat aku seorang diri di rumah atau malam sebelum tidur. Banyak hal yang mengingatkanku pada nenek. Ingatan tentang hari-hari terakhir beliau, kebaikan-kebaikannya sepanjang hidupku, dan ketabahannya yang ternyata jauh lebih besar dari yang kuduga. Hatiku sedih dan terenyuh di waktu yang sama. Rasanya sesak, tetapi aku tidak punya pilihan lain selain mendoakannya. Bagaimana ini? Aku takut rinduku, air mataku, dan perasaan sedih ini jadi menyusahkan beliau di sana. Aku bukannya tidak ikhlas. Aku hanya rindu.. Rindu yang berakhir dengan air mata dan rasa sedih. Ternyata, kehilangan karena kematian adalah luka yang akan dibawa seumur hidup. Bukan karena kita tidak ikhlas, tetapi karena kesadaran bahwa kita tidak akan bertemu lagi di dunia ini. Bahwa kita tidak bisa memeluknya lebih lama. Bahwa kita mulai lupa aroma tubuhnya. Luka itu besar dan menganga, namun tidak terlihat. Entah seratus, ser...
| Al-matsurah pertama dan terakhirku. Yang satu dari tarhib ramadhan bersama rohis, satu lagi dari TMI 1 LDK Gamais^^ |
"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. 42- Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang."
-Q.S Al Ahzab: 41-42-
Mengingat Allah itu, setiap saat dek, bukan pas kita lagi ada maunya aja, kata seorang kakak dulu. Duhai Allah, izinkan amma untuk terus mengingat-Mu, bukan pas lagi ada maunya aja :( Izinkan amma wafat dalam keadaan mengingat-Mu dan mencintai-Mu dengan sebaik-baiknya cinta.
***
Landak Baru, 19 Desember 2018
Komentar
Posting Komentar