Langsung ke konten utama

Postingan

Catatan terakhir...

Bolehkan?

Kusebut kamu dalam doaku di hari Arafah, bolehkan? 

Tak Tahu

Ini hanya masalah iya dan tidak. Mau atau tidak. Jadi atau tidak. Sebab perangaimu yang terombang-ambing itu tanpa kau sadari menggores luka, meski tak dalam namun menumpuk. Menggunung meradang. Entahlah. Aku tak tahu asal-muasal perih itu. Terlalu banyak sumber kemungkinan yang mengacung. Kecewa. Amarah. Sakit. Hati yang tak kunjung menerima sebuah angan bertajuk 'PHP'. Ini hanya perihal ya dan tidak yang telah kau anggukkan. Secuil janji yang dengan santainya kau pandang remeh! Tak tahukah bahwa meski itu sepele  namun menjejak luka? Aku tak tahu, kau tak pernah tahu dan tak pernah ingin tahu atau pura-pura tak tahu. 

Mari mengenang :)

Ujian semester 2 di kelas X tahun ini, alhamdulillah, telah usai. Sekarang tinggal berdo'a dengan penuh harap, semoga nilai semester ini lebih tinggi dari semester kemarin. Aamiin, Allahumma Aamiin...      2 semester.... itu berarti 12 bulan yang lalu seragam putih biru itu masih meraja, bertahta. Penuh suka cita, penuh canda tawa, penuh kontroversi anak SMP, remaja labil yang menganggap dirinya sudah dewasa, mengerti akan arti kebersamaan, makna persahabatan. Tapi waktu tetap yang berkuasa, berjalan, berputar, membolak-balikkan keadaan. Putih biru tua, lalala....      12 bulan yang lalu, seragam putih biru itu semangatku, andalangku , kebanggaan bahwa diri ini bukan lagi putih merah, bocah dengan rok di bawah lutut dan lengan baju putih pendek, tak lupa dasi dan topi merah kebesaran, pelambang lautan semut di setiap upacara bendera. Masa-masa itu, masa ceria, tak kenal khilaf, ingin menang sendiri. Putih Merah itu, masa-masa meng...

Semoga Bukan yang Terakhir Kali

"Perpisahan adalah Awal Pertemuan yang Lebih Baik" April 2012 kemarin, sebuah pertemuan dalam peluk Forum Lingkar Pena , bersama teman-teman yang lain, kami diberi kesempatan tuk bersua dengan para pejuang pena, pengukir kata beribu makna. Kakak-Kakak FLP Maros.  And The Story Begin.... Semua berawal dari hari Jum'at itu, *lupa tanggal*. Setelah paparan materi, seseorang yang seingat saya juga sebagai pembawa acara hari itu, membacakan sebuah cerpen. Bukan karyanya memang, tapi cukup membuat saya terkesima. Kak Iis, waktu itu membacakan salah satu cerpen, entah antologi apa dan siapa penulisnya. Yang jelas terekam adalah, Kak Iis yang membacanya. Menarik, sangat. Alur cerita dan pembacaannya. Dalam hati saya berdecak kagum, mengukir kata 'hebat' dalam benak, Diam-diam juga ingin seperti dia -- Kak Iis. Selalu ada yang istimewa dari yang pertama. Maka jangan salahkan ingatan ini yang tak luput mengabaikannya, tak kuasa menghapus dari inga...

(Lagi) Gagal

*sumber gambar    Mencoba tetap tersenyum, tertawa, menyembunyikan sesak yang tengah menyusup kalbu. Huss... Huss... jauh jauh sana. Pergi!! Saya benci jika sudah seperti ini. Memangnya kau siapa? Harapanmu terlalu tinggi! Ck, ternyata kau..... ini dan itu. Huaaa.... rasanya hati ini mengejekku.          Dan ternyata, lagi, kau di PHP decak cicak -_-      Perlahan mendekat, dengan suara tercekat "Ma', tidak lolos seleksi ka lagi" pura-pura pasang tampang sok tegar, tidak peduli, padahal dalam hati mewek T.T          Ck, berapa banyak orang yang tahu perihal itu? | Tak banyak | Lalu, mengapa kau merasa malu? | Yah, saya malu pada diri saya, pada orang tua saya, pula orang-orang yang telah menyelipkanku dalam do'anya. | Kau kecewa? | Jelas. Kecewa pada diriku, sangat! Yang telah mengecewakan orang-orang yang menitip harap padaku. Yang senantiasa menyempatkan diri untuk ...

Terkadang Akupun Tak Paham

Kunjungi Sumber Gambar Fajar. Siang. Senja. Malam. Lalu fajar lagi.  Bahkan dentingan di lingkaran yang menempel pada dindingpun terus berkicau. Bumi berputar. Angin. Aku bahkan sebal kepadanya. Datang dan pergi seenak jidatnya.  Hujan. Entahlah. Aku tak membencinya, pula menyukainya.  Tapi terkadang aku menantinya berkawan denganku dalam dekap kesendirian. Membutuhkannya, menjadi topeng mutiara yang kuingin hanya aku dan ia yang tahu. Atau sekedar merindunya. Membuatku betah dalam peluk-gelut selimut pagi hari.  Mungkinkah aku hanyalah pecundang yang hanya mampu bersembunyi di balik topeng bernama ketegaran itu? Ah, bukan. Keras kepala mungkin lebih tepat. Atau mungkin keegoisan membuatku lupa, siapa aku? Siapa dia? Siapa mereka? Bahwa aku, dia, mereka, adalah beda. Bahwa harapan itu kerap menikamku.  Ah, ini terlalu ambigu. Terkadang Akupun Tak Paham.     

Apapun dan Adapun:Berjumpa

    Kelas nampak sepi, sedang seseorang di sudutnya tengah berkutat dengan rumah mayanya. Sesekali mengernyit saat melihat hal unik, tak jarang pula senyumnya merekah indah sembari membuka jendela biliknya. Lantas, seseorang mengetuk pintu.      " Assalamu'alaikum "      "Wa'alaikumsalam" Sang tuan mengernyit, mencoba membuka lembaran memorinya, 'siapa tamu ini?'      "Namamu, siapa?" Sang tuan mengernyit, lagi. Jelas-jelas namanya tertera di depan pintu. Aneh , batinnya.      "Tidakkah kau lihat sebelum mengetuk?"      ....      "Ah, iya, maaf." Sang tamu hanya tersenyum kikuk. ~~~

LOVE in Ilmu Resep ~ 1

Tiba-tiba saja melintas 'apa itu cinta'. Ah, ye. Katanya cinta bisa ada dimana-mana. So, let's we see!. Apa cinta itu punya obat? Atau justru cintalah yang menjadi obat? Ah, jika iya, tolong, katakan, obat apa dia? Apa cinta juga punya efek Terapeutik dan Protilaktif? Emmhh... bisa jadi! Bisakah cinta itu disebut ' Medicamentum ad Usum Internum dan  Medicamentum ad Usum Externum '? Apa cinta juga beretiket?Mungkinkah cinta beretiket putih atau biru? Ah, mungkin jika cinta beretiket dia akan beretiket pink. Wahaha...      Suatu saat nanti, di masa megamodern akan ada penemuan obat super. Treedeeng... " LOVE PANAFORALIS " ~Love Panaceafor All Ills~ *maaf, bahasa Inggrisnya ngaco*. Memiliki ciri serupa tapi beda dengan obat keras. Dan beginilah ciri-cirinya: Lingkaran bulat berwarna merah jambu dengan garis tepi hitam dan tanda love yang menyentuh garis tepi. Lalu, bagaimanakah dengan sumbernya? Mungkinkah cinta bersumber dari flora, fau...