Langsung ke konten utama

Postingan

Catatan terakhir...

Bolehkan?

Kusebut kamu dalam doaku di hari Arafah, bolehkan? 

Hati Bola dan Bola Hati

  Sumber Gambar Aku tak pernah tahu apa yang telah menggerakkan hatiku untuk selalu menaruh minat di setiap laga sepak bola yang di dalamnya terdapat orang-orang pilihan, orang-orang terpilih dari bilik Indonesia. Aku bukanlah seorang fanatik si bulat itu. Bukan penggemar MU, Chelsea, Barcelona, atau apapun itu.  Pula aku bukanlah seorang yang mencinta dunia olahraga. Tapi sepertiya hatiku memang sudah terpaut dengan Timnas Indonesia. Seperti yang berlangsung beberapa waktu lalu.  Ah, aku menyesal tak menyaksikannya sejak babak awal. Tapi beruntung, dari depan layar tivi, aku masih bisa menyaksikan gol indah penuh perjuangan. Ya, setidaknya satu gol itu meneduhkan hati yang merutuk saat menyaksikan Indonesia vs. Thailand, kemarin.  Aku bukanlah orang yang mencinta dunia olahraga. Ya, tadi sudah kukatakan. Tapi hatiku bersorak sorai tiap menyaksikan mereka yang dengan bangga dan penuh perjuangan mempertaruhkan nama Indonesia. Mereka berjuang. Inga...

Ketika kau tak tahu apa yang hendak kau katakan,....

  sumber gambar: Noor Muslimah Jika kau tak tahu apa yang hendak kau katakan, maka menulislah. Niscaya kau akan tahu kata apa yang tersemat di balik kalbumu. *** Sayup-sayup kumandang syahdu dari toak-toak masjid menyapa pendengaranku. Hening masih setia menemani setelah tadi Mama masuk ke kamar untuk memastikan apa aku tertidur lagi di samping dipan. Alunan ayat suci melantun indah, menyusup hingga pori terkecil dalam raga. Ini  bukan yang pertama kali. Sebab meski kerap bersenandung dengan melodi Korea yang bertengger manis di ponsel -yang sebagian besar tak kuketahui maksud dan tujuannya-, diam-diam, di sudut hening malam, aku kerap mendengar lantunan ayat suci yang meneduhkan lagi menyejukkan.  Lalu aku mulai meratap, bual dan laku salah apa lagi yang telah kulakukan sepanjang hari. Menyesalkan khilaf, merutuk diri, sesekali tertawa -jika teringat kekonyolan-, kadang pula terisak, berjanji takkan melakukannya esok. Menanam dalam hati bahwa penyes...

Yui-Blue Wind

Naze? Anata wa sonna Fuu ni katarun darou? Damatteru konna atashi ni… Kibou datte kitto Anata yori tsuyoku motteru Kotoba ni wa dekinai Nagusame ni kite iru tsumori na no ka na? …arigato YOU anata ga itta Jooku hitotsu mo warae nakatta YOU demo yasashi kata Anata no koto ga wakatta Hatsumeika wa erai hito dato oshierareta Doryoku suru mono wo umidasu Demo sore ni muraga tte yuku hito-tachi koso Kashikokute nagaiki da Kuyashikute nai tari suru nomo chigau …kaze no na ka YOU anata ga itta Kami-sama wa kitto miteru yotte YOU hajimete waraeta Motto ki no kiita koto itte yo Hajimete tsukutta uta Tokidoki hitori kuchizusamu Wasure sou ni nattara Ano hi no atashi wo sagasu no Datte tadoritsukitai basho wa …kawara nai YOU anata ga itta Kami-sama no hanashi mo ima wa YOU shinjite miru yo Utau koto shika dekinai mou daijoubu yo Atashirashiku ikite iyou sumber lirik : ILY *** Nagusame ni kite iru tsumori na no kana?  Arigatou... You, Anata ga itta Jo...

B E N I N G

Dan sayapun ambruk sebelum pertahanan itu hadir. Saya kembali pada diri yang dulu. Yang tak pernah mau membenci sesuatu dengan sangat. Hey, segalanya punya dua sisi, kan? Namun, setelah malam itu, esoknya, kembali aku mengingkari. Faktanya, aku membenci ketika menyadari mutiara itu hadir lagi di pipiku. Ketika kawan dan guruku mendapati bening menganak sungai di pipi. Kala belakang sekolah menjadi pelarian. Dan Bu Guru menggenggam tanganku, sembari berujar, "Ada apa, nak?" Kala kawanku mengintip di balik dinding. Dan, hey! Aku bertanya-tanya, sejak kapan Si Bening ini berani menampakkan diri di depan banyak orang? Bukankah ia bersahabat dengan hening. Nyatanya, memang tak ada tempat untuk menyepi. Kepada bening yang menjadi pemenang, selamat.

Dua Wanita

Jangan sekali-kali mengusik dua wanita dengan ikatan batin yang kuat. Jangan pernah menorehkan luka pada anak dan ibu yang terikat hatinya.  Sebab jika tameng yang kau miliki hanya tercipta dari kata coba-coba.  Maka bersiaplah menghadapi dua kekuatan kasih yang tak pernah kau angankan.  Jika kau melupakan ini, mari kuingatkan.  Batin seorang ibu dan anak perempuannya terpaut dan menyatu bagai magnet. Walau ruang dan waktu menjeda, tak usiknya tuk semakin kokoh.  Maka jangan sekali-kali menguji kesabaran satu dari mereka.  Sebab adalah kekuatan kental yang tak dapat kau pandang. Berhembus bagai angin.  Yang hanya dapat kau rasa ketika ia di depan mata.  Lalu kau bisa apa, ketika kekuatan yang teramat itu berada di depan matamu?  Ketahuilah, kekuatan itu tercipta dari ikatan batin yang tak berujung.  Maka bersiaplah menanti kekalahan.

Aku B E N C I !

Seakan tak diperbolehkan untuk rehat sejenak. Kabar senja hari ini cukup baik, bahkan sangat bagus untuk mengobrak-abrik hati yang dipeluk risau. Ini jauh lebih menyakitkan dari nilai raporku yang menyusut.  *** Aku tak pernah ingin membenci sesuatu secara berlebih.  Namun aku benci ketika aku tersadar, kembali kujilat ludahku sendiri. Nyatanya, aku benci saat kudapati diriku menangis. Membenci kenyataan bahwa segerombol masalah datang menghampiriku. Bukan lagi perlahan namun pasti. Melainkan tergesa dan tepat sasaran. Menamparku, telak hingga ke ulu hati. Rambutku seakan dijambak olehnya. Kebencian terhadap luka lama yang bersua kembali. A K U  B E N C I ! Faktanya, kembali aku bergemuruh saat berada di tengah. Menjadi penengah. Aku tak dapat menahan keseimbanganku. Hingga terkesan lebih memilih satu dari yang kulerai. Aku benci saat kudapati diriku membentak orang yang kusayang. Saat kusadari aku tak dapat mengontrol diriku yang dibelenggu amarah. Tak...

Sejenak saja,

Dengarkah atas apa yang baru kubisikkan? Kurasa tidak. Kau terlalu acuh, tadi. Untuk saat ini, tempat itu akan menjadi tongkrongan baruku. Rumah keduaku. Jika kau tak menjumpaku sebagaimana biasanya, maka temui aku di sana. Aku hanya ingin menyepi dengan sedikit renungan. Datanglah bila memang benar-benar perlu. Sejenak saja, biarkanku berkawan dengan sepi. Hingga hening mampu mengalahkan bening. Atau mungkin sebaliknya. Sebab akupun tak menjamin kesendirian akan membawa ketenangan yang menjadi tujuan. kau tahukan, aku benci saat sunyi menyapa. Membuatku merasa asing dengan diriku sendiri. Bisa saja menyepi justru semakin menohok hati karena tak ada yang menjadi tumpuan canda.Tak apa, bila bening menjadi pemenang bukankah itu artinya sesakku menguap ke langit-langit? Tak apa, meski rahu, aku siap. Sssttt... jangan beri tahu yang lain. Sejenak saja