Langsung ke konten utama

Postingan

Catatan terakhir...

Bolehkan?

Kusebut kamu dalam doaku di hari Arafah, bolehkan? 

B E N I N G

Dan sayapun ambruk sebelum pertahanan itu hadir. Saya kembali pada diri yang dulu. Yang tak pernah mau membenci sesuatu dengan sangat. Hey, segalanya punya dua sisi, kan? Namun, setelah malam itu, esoknya, kembali aku mengingkari. Faktanya, aku membenci ketika menyadari mutiara itu hadir lagi di pipiku. Ketika kawan dan guruku mendapati bening menganak sungai di pipi. Kala belakang sekolah menjadi pelarian. Dan Bu Guru menggenggam tanganku, sembari berujar, "Ada apa, nak?" Kala kawanku mengintip di balik dinding. Dan, hey! Aku bertanya-tanya, sejak kapan Si Bening ini berani menampakkan diri di depan banyak orang? Bukankah ia bersahabat dengan hening. Nyatanya, memang tak ada tempat untuk menyepi. Kepada bening yang menjadi pemenang, selamat.

Dua Wanita

Jangan sekali-kali mengusik dua wanita dengan ikatan batin yang kuat. Jangan pernah menorehkan luka pada anak dan ibu yang terikat hatinya.  Sebab jika tameng yang kau miliki hanya tercipta dari kata coba-coba.  Maka bersiaplah menghadapi dua kekuatan kasih yang tak pernah kau angankan.  Jika kau melupakan ini, mari kuingatkan.  Batin seorang ibu dan anak perempuannya terpaut dan menyatu bagai magnet. Walau ruang dan waktu menjeda, tak usiknya tuk semakin kokoh.  Maka jangan sekali-kali menguji kesabaran satu dari mereka.  Sebab adalah kekuatan kental yang tak dapat kau pandang. Berhembus bagai angin.  Yang hanya dapat kau rasa ketika ia di depan mata.  Lalu kau bisa apa, ketika kekuatan yang teramat itu berada di depan matamu?  Ketahuilah, kekuatan itu tercipta dari ikatan batin yang tak berujung.  Maka bersiaplah menanti kekalahan.

Aku B E N C I !

Seakan tak diperbolehkan untuk rehat sejenak. Kabar senja hari ini cukup baik, bahkan sangat bagus untuk mengobrak-abrik hati yang dipeluk risau. Ini jauh lebih menyakitkan dari nilai raporku yang menyusut.  *** Aku tak pernah ingin membenci sesuatu secara berlebih.  Namun aku benci ketika aku tersadar, kembali kujilat ludahku sendiri. Nyatanya, aku benci saat kudapati diriku menangis. Membenci kenyataan bahwa segerombol masalah datang menghampiriku. Bukan lagi perlahan namun pasti. Melainkan tergesa dan tepat sasaran. Menamparku, telak hingga ke ulu hati. Rambutku seakan dijambak olehnya. Kebencian terhadap luka lama yang bersua kembali. A K U  B E N C I ! Faktanya, kembali aku bergemuruh saat berada di tengah. Menjadi penengah. Aku tak dapat menahan keseimbanganku. Hingga terkesan lebih memilih satu dari yang kulerai. Aku benci saat kudapati diriku membentak orang yang kusayang. Saat kusadari aku tak dapat mengontrol diriku yang dibelenggu amarah. Tak...

Sejenak saja,

Dengarkah atas apa yang baru kubisikkan? Kurasa tidak. Kau terlalu acuh, tadi. Untuk saat ini, tempat itu akan menjadi tongkrongan baruku. Rumah keduaku. Jika kau tak menjumpaku sebagaimana biasanya, maka temui aku di sana. Aku hanya ingin menyepi dengan sedikit renungan. Datanglah bila memang benar-benar perlu. Sejenak saja, biarkanku berkawan dengan sepi. Hingga hening mampu mengalahkan bening. Atau mungkin sebaliknya. Sebab akupun tak menjamin kesendirian akan membawa ketenangan yang menjadi tujuan. kau tahukan, aku benci saat sunyi menyapa. Membuatku merasa asing dengan diriku sendiri. Bisa saja menyepi justru semakin menohok hati karena tak ada yang menjadi tumpuan canda.Tak apa, bila bening menjadi pemenang bukankah itu artinya sesakku menguap ke langit-langit? Tak apa, meski rahu, aku siap. Sssttt... jangan beri tahu yang lain. Sejenak saja 

Milad Mubarok, K' Iis :)

Adalah sebuah rutinitas untuk memeriksa ponsel sebelum tidur. Lalu bertemu dengan ini, di draft: Assalamu'alaikum. Barakallahu Fii Umrik K' Iis.  23, right?  Tambah cantik, sukses, Istqamah, dan ingat untuk ke Maros lagi. hehehe... Perasaan, baru kemarin, angka cantik bersandar padamu.  K' bagaimana kabarta'? Bagaimana Jakarta? Semoga senantiasa baik di tengah hiruk pikuk politik, yah. :D  Terlepas dari itu, jadi bingungka mau bilang apa.  Intinya, Semoga yang baik-baik menghampiri, yah k'.  Apa yang menjadi ingin dan harap semoa tercapai. Aamiin Dari: Amma , nomer baruku ini k'. Maros, 28 Agustus 2014 Lalu saya bingung mau kirim ke mana. Kan katanya hapenya lagi tidak aktif karena tidak ada cas nya. Lalu nomernya? Ckckck harusnya tadi kukirim saja. Masuk tidak masuk, terkirim tidak terkirim, sampai tidak sampai, itu urusan belakangan. Aih, lewat mi.  *Berharap, semoga lebih banyak lagi foto bersama kita s...

Hadirmu adalah Kado Terindah, Dek :)

Terhitung lima tahun yang lalu, adalah sebuah kado terindah yang Allah berkahkan atas kehadiranmu dalam kehidupan ini. Dek, Kau tahu, sebelum kabarmu dalam rahim Mama, selalu saja hati ini bergumam, punya saudara itu bagaimana rasanya, ya? bahkan kerap juga melisankannya pada Mama ditambah bumbu rasa keirihatian terhadap kawan yang punya adik-kakak dan bisa diajak bermain pula berantem.  Dek, Kau tahu, bahagia yang meluap membelenggu hatiku di Jum'at malam kala kau menangis tertahan untuk yang pertama kalinya. Suaramu serak, tertahan. Ada lendir yang bertengger di leher mungilmu. Kau tersedak air ketuban, setidaknya itu yang Bu Bidan katakan.  Air ketuban sudah pecah. Lantas kau tak kunjung keluar. Seindah apakah kiranya dalam rahim Mama hingga kau betah berlama-lama di sana setelah sembilan bulan, hum?   *Kata Mama, satu muka ji bede diduai, Hahaha* (yang manakah saya?) Hadirmu adalah pengukir warna baru dalam hidupku. Lebih berwarna. J...

Lalu aku bisa apa #1

Ada saat-saat dimana semuanya baik-baik saja.  Ada kalanya semua berjalan lancar hanya dengan gurau dan muslihat.  Ada pula waktu gurau dan muslihat menjadi buram, tidak diberlakukan. Pun ada masa dimana kau diambang suasana, terjepit. Terdesak.  Berkata jujur semurni-murninya, apa adanya.  Tanpa bumbu ba-bi-bu.  Tapi yang kau dapatkan adalah tatapan penuh selidik. Cibiran lalu bahasa tubuh penolakan. Sebelum lisan teruntai Kau lebih dulu mengerti BAHWA IA, TAK PERCAYA Lalu aku bisa apa? Maros, 130814