Langsung ke konten utama

Rimba Scridimere




Melawan dingin yang menembus bulu lebatnya, Jiyeon menerjang dengan kecepatan maksimal. Sesekali melambat jika merasa bohlam peninggalan kerajaan yang dicurinya dari penjara bawah tanah istana hampir lepas dari gigitannya.

Kalau bukan karena Ratu Ellen, penguasa rimba Scridimere yang menculik Putri Albed, majikannya, ia takkan rela mengotori bulu halusnya yang terawat siang malam demi menerobos gelapnya hutan itu. Matanya nyalang menatap tikus-tikus yang berlarian, mencoba melawan rasa takut yang kian menggerogoti pikirannya. Apalah yang bisa diandalkan dari kucing betina peliharaan istana sepertinya. Ia terbiasa dimanja dan dibuai. Tanpa tugas, tanpa beban.

Semakin jauh, pepohonan ramai membisikkan puja terhadap Ratu Ellen. Semilir angin menyebar bebauan bangkai yang kian menyengat, burung gagak dan burung hantu silih berganti merapal mantra kematian. Jiyeon memejam mendengar aungan serigala dari balik bukit. Tetiba nyalinya menciut, ia hanya mengandalkan kemilau sayap peri-peri kecil yang beterbangan dari bohlam kerajaan. Peri-peri inilah yang menjadi sasaran utama Ratu Ellen untuk dicampurkan pada ramuan keabadian, agar seluruh jagat raya tunduk padanya.

Giginya bergemelutuk merasakan desir angin kejahatan. Lajunya mulai melambat, sedang rintik hujan beracun mulai turun. Kaki kecilnya lihai menghindari akar pohon yang menjerat. Gawat! Penghuni Scridimere telah menyadari kehadirannya, ia lengah dalam merapal mantra pengecoh.

Menambah kecapatan, Jiyeon melompat, menerjang mulut gua tempat Putri Albed ditawan. Gua itu dilapisi mantra untuk membutakan siapa saja yang menerobosnya. Seakan tersambar petir, Jiyeon merasakan seluruh persyarafannya menegang, bulunya seakan berguguran. Semua buram, beruntung ia masih menggigit bohlam yang akan menjadi sumber kekuatan Putri Albed.

“Jiyeon!!!” Putri Albed nyaring memanggilnya, menyadarkan Ratu Ellen akan kehadiran kucing itu. Jiyeon limbung dalam pelukan Putri Albed. 

Tawa licik Ratu Ellen membahana di penjuru gua.  “Akulah penguasa Scridimere… Semesta alam tunduk kepadaku… Kalian semua dalam kuasaku…”

Putri Albed bangkit, kuat menggenggam bohlam kerajaan. Seketika terdengar dentuman keras, kedua wanita itu saling beradu. Dan Jiyeon menutup mata.

 

***
 
Sebagai pembuka Januari, tidak ada salahnya diawali dengan tulisan yang diikutsertakan dalam Mini Giveaway nya Kak Reffi Dhinar. :) 


Maros, 030115

Komentar

Postingan populer dari blog ini

First Page of 2025 : Refleksi 10Tahun Bersama Blog-ku Tercintaaaa!!!!!

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Annyeong ayyuhannas! Mari memulai postingan pertama di 2025 ini dengan menyebut nama Allah. Alhamdulillahilladzi bini'matihi tathimusshalihat. Alhamdulillah 'ala kulli hal. Masyaa Allah, Allahumma Bariik. Jujur saja agak speechless dengan judul di atas. Dengan izin Allah 10 tahun lebih dibersamai blog ini, huhuhu terharu :') Suka duka, marah-marah, teriakan gak jelas, puisi, cerpen yang agak alay, sumpah serapah, dan doa-doa pernah kuposting di sini.  Sekira tahun 2012 atau 2013, pertama kali kukenal platform ini: Blogger. Dikenalkan dan diajarkan oleh guru TIK-ku di SMP, Kak Abhe, beberapa kali buat blog, lalu lahirlah blog ini di 2014, terinspirasi dari kakak-kakak FLP CaMar yang waktu itu rata-rata ngepost tulisannya di blog. Lalu di tahun yang sama aku bergabung dengan komunitas blogger pelajar di Maros.  10 tahun bersama, kalau membesarkan anak harusnya sih sudah kelas 4 SD yah. 10 tahun bersama, kalau saja konsisten nge...

Keyakinanku pada Allah

Setelah semua yang kulalui sejak catatan terakhirku di blog ini, Desember 2021, aku ingin berbaik sangka saja pada Allah. Bahwa apa yang kujalani murni karena Allah tak pernah salah memilih pundak. Semua yang terjadi adalah takdir terbaik yang telah Allah tetapkan untukku. Yang baik semoga selalu dengan khidmat kusyukuri, sedang dari yang tak kusenangi semoga ada banyak hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik. Aku percaya tidak ada takdir Allah yang buruk, dan demikianlah cara Allah untuk mentarbiyahku dengan sabar dan syukur. Allah... Allah...Sungguh aku mencintai-Mu, dan sungguh aku tahu Engkaulah yang paling sayang dan paling cinta padaku. Semoga selalu kuingat dan tertanam kuat dalam jiwa dan perilakuku kecintaan itu. Semoga tak sekadar ucapan di lisan saja.  Allah... Allah... kali ini dan berjuta-juta kali lagi, aku ingin berbaik sangka saja pada-Mu. Bahwa akan ada hari dimana Engkau melapangkan dadaku dengan penuh kesyukuran, hingga aku sembuh dan lepas dari rasa sakit yang pe...

Semoga kamu.....

Semoga kamu adalah orang yang selalu menanyakan dan mengutamakan perasaanku lebih dulu.  Semoga kamu selalu bersedia mendengarkan cerita dan dua puluh ribu kata perhariku.  Semoga kamu menyayangiku dengan bukti dan tindakan.  Semoga kamu bisa mengerti betapa berartinya tidur siang bagi aku yang chefalgia.    Semoga kamu adalah orang yang saat pulang kerja selalu bawa hadiah kecil untukku.  Semoga kamu selalu bisa memilih makanan yang tepat dan enak saat aku bilang terserah.  Semoga kamu selalu jadi paparazzi pribadiku yang selalu take foto dan video candidku dalam pose yang cantik, hahaha...  Semoga kamu selalu bersyukur dan memberi ridho atas diriku. Semoga kamu suka melucu untukku dan membuatku tertawa.  Semoga kamu orang yang rapih dan disiplin tapi mendisiplinkanku dengan cinta, hehehe. Semoga kamu tak sungkan mengerjakan urusan rumah tangga: mencuci, melipat, menyapu, menyetrika, memasak. Bukan apa-apa, semoga kamu menjadi teladan yang b...