Langsung ke konten utama

Catatan terakhir...

Surat untuk Kak Iis yang jauuuh di sana

Hai kak! Di dunia lagi banyak trend baru loh.  Dulu tuh, camping, mendaki, menurutku sesuatu yg susah buat dilakuin, tapi hari-hari ini jadi sering lihat postingan orang-orang lagi hiking, wisata alam juga makin banyak yang bisa di-explore. Terus ada juga trend jogging yang saking nge-trend-nya tuh sampai ada jokinya kak. Joki strava namanya, orang lain yang lari, tapi kita yg ngeklaim dan posting pace strava-nya wkwk. Trend tiktok yang dari dulu memang sudah ada, sekarang makin banyak gayanya. Dari yang stecu-stecu, velocity, hmm apa lagi di', banyak dek pokoknya. Kayaknya tiap bulan tuh, adaaa aja trend tiktokan baru. Terus ini yang paling canggih menurutku kak, AI. Dibaca ei-ai. Semacam google tapi dia lebih hebat, bahkan bisa visualisasikan gambar dan video cuma dari deksripsi yang kita ketik. Agak ngeri dikit sih yah kalau di tangan orang yang salah. Di IG ku juga sering muncul isu-isu mental health, makin banyak orang yang aware. Terus, kalau dulu kita cuma tahu empat jenis k...

Tujuh (belas)

Tujuh belas agustus, tahun 45
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka, nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
MERDEKA
Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih dikandung badan
Kita tetap setia, tetap sedia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia, tetap sedia
Membela negara kita
 
***

Aku suka angka satu dan tujuh. Jika digabungkan, menjadi tujuh belas. Aku suka angka tujuh belas. Salah satunya karena Indonesia merdeka di tanggal tujuh belas. Masih tentang tujuh belas, Alhamdulillah sudah sebulan ini kujalani hari dalam petik tujuh belas. 

Sebulan bersama tujuh belas adalah pembelajaran, untuk esok dan angka-angka setelahnya.

Siapkanlah dirimu untuk waktu-waktu sulit yang menghentak... 

Kupikir, angka sebelum tujuh belas adalah bekal untuk bersua dengan usia tujuh belas. Nyatanya, banyak hal yang tak kutemui sebelumnya, lalu tetiba menghentakku. Ternyata, tujuh belas tak semanis yang orang-orang perbincangkan, meski tak sepahit yang mungkin dipikirkan banyak orang. Sama sekali tidak menyangka bahwa akan ada banyak ketakutan baru yang datang bersama bunga-bunga. 

Tiga tahun lalu, tepat tujuh belas agustus, aku sibuk merapalkan lagu-lagu kemerdekaan. 

Dengar(dengar) hai dengar (hai dengar)
Nyanyian mulia bagimu pahlawan kusuma bangsa
Dengar(dengar) hai dengar (hai dengar)
Seruan mulia seluruh negara memuji dikau
Dengar derap langkah pahlawan, menuju medan perang
Memanggil setiap putera, ikut bela bangsa
Dengar(dengar) hai dengar(hai dengar)
Nyanyian gembira bagimu pahlawan kusuma bangsa...

AUBADE 170812 : PADA PAHLAWAN

Kemudian, hingga tiga tahun setelahnya, tujuh belas agustus selalu datang dengan kerinduan dan kenangan.

Berikan daku harapan, kujadikan pegangan
Bila waktu berpisah tiba, tunaikan tuga negara
Ucapan janji setia, kan kusimpan di dada
Kujadikan permata hati, kan kupersembahkan nanti
Tunaikan tugasmu, do'aku slalu
Menangkan tugasmu, restu sluruh bangsamu
Jauh d imata kau nanti, pergi ke perbatasan
Tapi, slalu dekat di hati, kubangga dikau pahlwan
Tapi, slalu dekat di hati, kubangga dikau pahlwan.

AUBADE 170812 : BERIKAN DAKU HARAPAN
Hari itu, di tengah khidmatnya upacara bendera, terselip tawa di barisan aubade. Perihal bendera yang tetiba terlepas saking semangatnya mengayun lidi. Semoga 'Si Pelaku' masih ingat. 

Dari yakinku teguh
Hati ikhlas kupenuh
Akan karunia-Mu
Tanah air pusaka,
Indonesia Merdeka
Syukur aku sembahkan
Kehadirat-Mu Tuhan.

AUBADE 170812 : SYUKUR

***

Dan Tujuh Belas Agustus hari itu, akan menjadi hal yang kurindukan. Berbanggalah kalian yang menjadi bagian dari setiap upacara bendera, pun rutinitas di senin pagi yang bagi sebagian orang membosankan. Karena akan tiba masanya, kau merindukan setiap detik pengibaran bendera itu :)


Maros, 17 Agustus 2015
nb: pas ngetik ini, soundtracknya Fifteen :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

First Page of 2025 : Refleksi 10Tahun Bersama Blog-ku Tercintaaaa!!!!!

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Annyeong ayyuhannas! Mari memulai postingan pertama di 2025 ini dengan menyebut nama Allah. Alhamdulillahilladzi bini'matihi tathimusshalihat. Alhamdulillah 'ala kulli hal. Masyaa Allah, Allahumma Bariik. Jujur saja agak speechless dengan judul di atas. Dengan izin Allah 10 tahun lebih dibersamai blog ini, huhuhu terharu :') Suka duka, marah-marah, teriakan gak jelas, puisi, cerpen yang agak alay, sumpah serapah, dan doa-doa pernah kuposting di sini.  Sekira tahun 2012 atau 2013, pertama kali kukenal platform ini: Blogger. Dikenalkan dan diajarkan oleh guru TIK-ku di SMP, Kak Abhe, beberapa kali buat blog, lalu lahirlah blog ini di 2014, terinspirasi dari kakak-kakak FLP CaMar yang waktu itu rata-rata ngepost tulisannya di blog. Lalu di tahun yang sama aku bergabung dengan komunitas blogger pelajar di Maros.  10 tahun bersama, kalau membesarkan anak harusnya sih sudah kelas 4 SD yah. 10 tahun bersama, kalau saja konsisten nge...

Aku layak, Aku berharga.

Aku pernah merasa sakit, lebih tepatnya merasa tersakiti. Aku pernah merasa ditinggalkan, padahal aku sendiri yang mundur dengan jelas. Aku pernah merasa tidak berharga. Pertanyaan-pertanyaan penuh duri berkelindan di kepalaku. Apakah aku setidakberharga itu untuk diperjuangkan? Apakah aku setidaklayak itu untuk mendapatkan cinta yang tulus? Kurangku apa? Salahku dimana? Aku sudah belajar dan mengupayakan banyak hal, termasuk hatiku, tapi apa yang aku dapatkan?  Kemudian aku berpikir, sebenarnya validasi dari siapa yang kutunggu? Aku cukup dan aku berharga.  Aku sangat berarti untuk keluargaku, sahabatku, dan orang-orang yang ada di sekelilingku. Bagi diriku sendiri. Dan yang paling penting, aku sangaaaaat dicintai oleh Allah, pemilikku. Tempat pulangku. Amma, orang-orang yang dulu membuatmu menangis sesenggukan hanya tidak sanggup melihat cahayamu yang berkilau. Mereka menutup mata dan menghindar. Mereka menyerah dan memilih pergi tanpa menyelam lebih dulu mencari mutiara yan...

Ternyata Aku Pernah Sekecewa Ini

Mama, kupikir aku sedang memulai buku baru dalam hidupku. Ternyata mungkin ini hanya bab baru yang ingin mengajarkanku untuk ikhlas, berserah, dan berpasrah sepenuhnya hanya pada Allah.  Mama, aku ingin bercerita panjang denganmu, ingin bertanya banyak hal tentang hatiku yang kini tak karuan. Mama, ada sesak dalam dadaku yang tak bisa kuungkapkan, tak kutemukan tempat senyaman dirimu untuk bercerita dengan jujur dan lepas. Belakangan, sesak ini makin menyiksa dan membuatku sering menangis saat sedang sendiri, sesaat sebelum tidur, saat mandi, saat makan, bahkan saat sedang berkendara. Aku harus bagaimana Ma? Sudah kubawa perasaan campur aduk ini dalam sujud dan tengadah tangan di malam hening. Setelah puas menangis, kurebahkan tubuhku di atas sajadah. Kuusap-usap lantai yang dingin itu. Duhai, Mamaku yang paling kusayang kini terbaring di bawah tanah, dan entah mengapa dalam posisi ini aku merasa amat dekat dengan Mama. Kadang aku jatuh tertidur, kadang pula tangisku semakin jadi, ...