Langsung ke konten utama

Catatan terakhir...

Bolehkan?

Kusebut kamu dalam doaku di hari Arafah, bolehkan? 

Pluto...

Sekali pernah Kak Autumn bertanya: Memilih menjadi Merkurius yang dekat dengan matahari atau Pluto yang jauh dan akhirnya terlempar dari tata surya?

Lantas kujawab: Merkurius, lah... Sebab bagaimanapun bentuknya, hilang, lalu dilupakan tidak pernah berwujud nikmat. Lalu kemudian merindu. Ah, merindu itu selalu menyiksa. So, saya tidak mau jadi Pluto yang terlempar, hilang, dilupakan, lalu merindu.


 ***

Begitu pahit rasanya jika harus tersisih, terbuang, sendirian, dan kesepian....

Lihat saja Pluto, kalau saja ia manusia, tentu ia akan menceritakan perasaan hatinya ketika ia dipecat gara-gara peraturan yang dibuat-buat. Ia dilemparkan dari gelar terhormat sebagai planet, diturunkan derajatnya menjadi Asteroid 134340.

Bayangkan saja, bagaimana perasaan Pluto saat ia melangkah gontai, menundukkan kepalanya di sepanjang lorong tata surya dengan perasaan campur aduk. Ketika semua pasang mata mengamati setiap langkahnya yang berjalan menjauh.... Malu, terhina, terasing, marah, hancur....

Mars : Duh, aku lupa, asteroid 13.. apa gitu... susah nyebutnya. Tanya Bumi deh!
Bumi: Asteroid 134340... di Bumi sih 13 itu angka sial!

Pluto menghela napas getir ketika ia mengeluarkan barang-barangnya dari loker. Planet-planet lain dapat berbicara apa saja. Ilmuan bisa menganggapnya apa saja. Terlalu kecil... terlalu jauh... terlalu aneh... Tapi apa mereka tahu bagaimana rasanya bertahan sendirian di ujung tata surya? 


 ***

Tentang Pluto...
Masih saja misterius dan penuh teka-teki

Plu, ini bukan perihal angka 13 yang menjadi bagian darimu,
Sebab, bagaimanapun orang-orang memandangmu dalam ketidakbaikan, angka 13 selalu istimewa untukku.


Plu, tentang lupa dan dilupakan itu, apa kau sudah berhasil melupakan orang-orang yang melupakanmu?
 Tentang hilang dan dihilangkan itu, sejujurnya kau benar-benar menyebalkan!Datang tiba-tiba, hilang tiba-tiba, kemudian datang lagi, lantas kabarmu tertelan masa.
Tentang ada dan ditiadakan itu juga, Plu. Terlalu banyak tanya yang mengudara. Dan tetiba kau 'meniadakan' diri. 

-Aku belum-
Oh ya, Plu. Bagaimana kabarmu?
Kau punya banyak utang sama saya. Setidaknya tunaikan dulu baru kau menghilang seenaknya. Piutangku juga, masih ada. 

Semoga kau baik-baik saja


***


*Oiya, Plu. Ada teman baruku. Namanya Kak An. Tinggal di Pluto juga. Mungkin juga pernah ji bertemu sama kau. Kalau bertemu, salamku nah.

**Oiya, Kak An, kalau bertemu dengan si Plu yang menyebalkan ini, tolong sampaikan kekesalanku. Suruh dia balik lunasi utangnya. Hahaha

***Pernahka jalan-jalan ke Pluto, tapi tidak kudapat apa yang kucari, salah satunya pelangi. Jadi balik lagi ke Bumi. Setidaknya di Bumi  masih banyak misi yang perlu diselesaikan, termasuk misi bersama Plu yang melarikan diri. 

****Alien di Pluto baik hati, tidak sombong, dan rajin menabung. Kayanya ini yang bikin Plu betah di sana. Karena Pluto menenangkan.

*****Maaf, terjadi kesalahan pada sistem jaringan. Amma lagi error


Maros, 30 Mei 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku layak, Aku berharga.

Aku pernah merasa sakit, lebih tepatnya merasa tersakiti. Aku pernah merasa ditinggalkan, padahal aku sendiri yang mundur dengan jelas. Aku pernah merasa tidak berharga. Pertanyaan-pertanyaan penuh duri berkelindan di kepalaku. Apakah aku setidakberharga itu untuk diperjuangkan? Apakah aku setidaklayak itu untuk mendapatkan cinta yang tulus? Kurangku apa? Salahku dimana? Aku sudah belajar dan mengupayakan banyak hal, termasuk hatiku, tapi apa yang aku dapatkan?  Kemudian aku berpikir, sebenarnya validasi dari siapa yang kutunggu? Aku cukup dan aku berharga.  Aku sangat berarti untuk keluargaku, sahabatku, dan orang-orang yang ada di sekelilingku. Bagi diriku sendiri. Dan yang paling penting, aku sangaaaaat dicintai oleh Allah, pemilikku. Tempat pulangku. Amma, orang-orang yang dulu membuatmu menangis sesenggukan hanya tidak sanggup melihat cahayamu yang berkilau. Mereka menutup mata dan menghindar. Mereka menyerah dan memilih pergi tanpa menyelam lebih dulu mencari mutiara yan...

First Page of 2025 : Refleksi 10Tahun Bersama Blog-ku Tercintaaaa!!!!!

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Annyeong ayyuhannas! Mari memulai postingan pertama di 2025 ini dengan menyebut nama Allah. Alhamdulillahilladzi bini'matihi tathimusshalihat. Alhamdulillah 'ala kulli hal. Masyaa Allah, Allahumma Bariik. Jujur saja agak speechless dengan judul di atas. Dengan izin Allah 10 tahun lebih dibersamai blog ini, huhuhu terharu :') Suka duka, marah-marah, teriakan gak jelas, puisi, cerpen yang agak alay, sumpah serapah, dan doa-doa pernah kuposting di sini.  Sekira tahun 2012 atau 2013, pertama kali kukenal platform ini: Blogger. Dikenalkan dan diajarkan oleh guru TIK-ku di SMP, Kak Abhe, beberapa kali buat blog, lalu lahirlah blog ini di 2014, terinspirasi dari kakak-kakak FLP CaMar yang waktu itu rata-rata ngepost tulisannya di blog. Lalu di tahun yang sama aku bergabung dengan komunitas blogger pelajar di Maros.  10 tahun bersama, kalau membesarkan anak harusnya sih sudah kelas 4 SD yah. 10 tahun bersama, kalau saja konsisten nge...

Ternyata Aku Pernah Sekecewa Ini

Mama, kupikir aku sedang memulai buku baru dalam hidupku. Ternyata mungkin ini hanya bab baru yang ingin mengajarkanku untuk ikhlas, berserah, dan berpasrah sepenuhnya hanya pada Allah.  Mama, aku ingin bercerita panjang denganmu, ingin bertanya banyak hal tentang hatiku yang kini tak karuan. Mama, ada sesak dalam dadaku yang tak bisa kuungkapkan, tak kutemukan tempat senyaman dirimu untuk bercerita dengan jujur dan lepas. Belakangan, sesak ini makin menyiksa dan membuatku sering menangis saat sedang sendiri, sesaat sebelum tidur, saat mandi, saat makan, bahkan saat sedang berkendara. Aku harus bagaimana Ma? Sudah kubawa perasaan campur aduk ini dalam sujud dan tengadah tangan di malam hening. Setelah puas menangis, kurebahkan tubuhku di atas sajadah. Kuusap-usap lantai yang dingin itu. Duhai, Mamaku yang paling kusayang kini terbaring di bawah tanah, dan entah mengapa dalam posisi ini aku merasa amat dekat dengan Mama. Kadang aku jatuh tertidur, kadang pula tangisku semakin jadi, ...