Langsung ke konten utama

Postingan

Catatan terakhir...

Bagaimana ini (2)

123 hari sejak nenek berpulang, dan aku masih sering menangis. Di pagi dan siang hari saat aku seorang diri di rumah atau malam sebelum tidur. Banyak hal yang mengingatkanku pada nenek. Ingatan tentang hari-hari terakhir beliau, kebaikan-kebaikannya sepanjang hidupku, dan ketabahannya yang ternyata jauh lebih besar dari yang kuduga. Hatiku sedih dan terenyuh di waktu yang sama.  Rasanya sesak, tetapi aku tidak punya pilihan lain selain mendoakannya.  Bagaimana ini? Aku takut rinduku, air mataku, dan perasaan sedih ini jadi menyusahkan beliau di sana. Aku bukannya tidak ikhlas. Aku hanya rindu.. Rindu yang berakhir dengan air mata dan rasa sedih. Ternyata, kehilangan karena kematian adalah luka yang akan dibawa seumur hidup. Bukan karena kita tidak ikhlas, tetapi karena kesadaran bahwa kita tidak akan bertemu lagi di dunia ini. Bahwa kita tidak bisa memeluknya lebih lama. Bahwa kita mulai lupa aroma tubuhnya. Luka itu besar dan menganga, namun tidak terlihat. Entah seratus, ser...

Pluto...

Sekali pernah Kak Autumn bertanya : Memilih menjadi Merkurius yang dekat dengan matahari atau Pluto yang jauh dan akhirnya terlempar dari tata surya? Lantas kujawab : Merkurius, lah... Sebab bagaimanapun bentuknya, hilang, lalu dilupakan tidak pernah berwujud nikmat. Lalu kemudian merindu. Ah, merindu itu selalu menyiksa. So, saya tidak mau jadi Pluto yang terlempar, hilang, dilupakan, lalu merindu.   Poor Pluto :(  *** Begitu pahit rasanya jika harus tersisih, terbuang, sendirian, dan kesepian.... Lihat saja Pluto, kalau saja ia manusia, tentu ia akan menceritakan perasaan hatinya ketika ia dipecat gara-gara peraturan yang dibuat-buat. Ia dilemparkan dari gelar terhormat sebagai planet , diturunkan derajatnya menjadi Asteroid 134340. Bayangkan saja, bagaimana perasaan Pluto saat ia melangkah gontai, menundukkan kepalanya di sepanjang lorong tata surya dengan perasaan campur aduk. Ketika semua pasang mata mengamati setiap langkahnya yang berjala...

Tersangka! :P

Itsumo dareka ga tasukete kureru to shinjiteta Jibun no ashi de I just be myself (Yui) Aku Baik Baik Saja :'D      Smakes TBP, 27 Mei 2015 

Masih 'Nothing'

Belum juga selang sehari kukatakan betapa menyebalkannya menjadi penengah, tiba-tiba terjadi lagi. (: :) Semoga kali ini tidak berakhir pada bening yang menjelma hening ataupun bara yang mencipta dingin berkepanjangan. Maros, 25 Mei 2015

Anu-

Tidak semuanya harus diungkapkan dengan kata-kata, Anu  | Tapi hal-hal seperti itu selalu bikin salah fokus, ambigu sekali -,- | Ah, masa sih? Kalau matematika kebanyakan angka yang kupake, bukan kata :p | Huaaaa, seriuska ini Am | Saya juga serius, Anu | Itu' Anu mi sede napanggilkan ki -,- 'anu' juga itu ambigu sekali | Haha, karena kau kalau bicara suka sepotong-sepotong, banyak anu-nya. Makanya kupanggil Anu saja | Satu kali pi nah Am, kubombe betulanko itu | Hahaha, maaf pae. Ngemeng-ngemeng nda pergi jum'atan kah? | Apa? Jum'atan? Nu cini' laki-laki ka'? |  Hahaha, ampungka' Anu :D *upss | Ituuuuu.... | \:D/ Kita cari solusinya sama-sama nah :) Karena memang banyak hal yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata :D Seperti ikatan pertemanan yang tidak perlu pengakuan bahwa ia adalah sahabat. *eh, balas bbmku eh, masa dibombe betulanka :'D    Maros, 22 Mei 2015

Layaknya Angka Satu

Layaknya angka satu Biarkan aku lebur dalam variabel variabel pelik nan memusingkan Biarkan aku menjelma bening yang mencipta hening - Layaknya angka satu Meleburlah jika memang tak nampak menjadi inginmu Jadilah bening-bening yang melegakan dahaga Bening-bening yang menyejukkan Yang memimpin tegak dan meneduhkan -- Layaknya angka satu Kau takkan mengerti betapa perihnya hadirmu yang terabai Pada suara-suara yang tersihir semu Semudah bening merobohkan dinding-dinding rapuh --- Dan tanpa sadarmu, Hilang dan dihilangkan adalah luka Lupa dan dilupakan jauh berbeda Ada dan ditiadakan itu menyesakkan Layaknya angka satu ---- Smakes TBP, 21 Mei 2015

Antara Hidup, Mati, dan Cinta Kepada-Nya

Telah Terbit Buku dari event Smart Teen Judul: Antara Hidup, Mati dan Cinta Kepada-Nya ISBN: 978-602-1334-93-5 Harga Umum: 37.500 (Belum Ongkir) Harga Kontributor: 34.000 9Belum Ongkir) Pre Order: 5 Mei s/d 12 Mei 2015 Cara Pesan: Ketik sesuai format berikut: Judul Buku_Nama Pemesan_Alamat Lengkap + Kode Pos_No. Hp_Jumlah Pesanan Kirim ke: No. Hp/WA: 082113883062 atau BBM: 539BD2E5 atau inbox FB Naifa Publisher Sinopsis Ketika ditanya tentang arti kehidupan, saya menjawab dengan penuh keyakinan, bahwa hidup adalah sesuatu berharga yang wajib hukumnya dinikmati. Apa pun bentuknya, sulit, bahagia, perih, dan segala remeh-temeh kehidupan itu nikmatilah. Hidup adalah sebuah metamorfosa keikhlasan, kerinduan, suka cita, dan rupa-rupa rasa.  Pernahkah terpikir tentang tujuan hidup kita? Ya, sebagai remaja saya sering berangan, bermimpi dan bercerita tentang tujuan hidup, masa depan. Namun, seiring majunya langkah khayalan saya, saya terbentur pada sebu...