Langsung ke konten utama

Catatan terakhir...

Bolehkan?

Kusebut kamu dalam doaku di hari Arafah, bolehkan? 

Ternyata Aku Pernah Sekecewa Ini

Mama, kupikir aku sedang memulai buku baru dalam hidupku. Ternyata mungkin ini hanya bab baru yang ingin mengajarkanku untuk ikhlas, berserah, dan berpasrah sepenuhnya hanya pada Allah. 

Mama, aku ingin bercerita panjang denganmu, ingin bertanya banyak hal tentang hatiku yang kini tak karuan. Mama, ada sesak dalam dadaku yang tak bisa kuungkapkan, tak kutemukan tempat senyaman dirimu untuk bercerita dengan jujur dan lepas. Belakangan, sesak ini makin menyiksa dan membuatku sering menangis saat sedang sendiri, sesaat sebelum tidur, saat mandi, saat makan, bahkan saat sedang berkendara. Aku harus bagaimana Ma? Sudah kubawa perasaan campur aduk ini dalam sujud dan tengadah tangan di malam hening. Setelah puas menangis, kurebahkan tubuhku di atas sajadah. Kuusap-usap lantai yang dingin itu. Duhai, Mamaku yang paling kusayang kini terbaring di bawah tanah, dan entah mengapa dalam posisi ini aku merasa amat dekat dengan Mama. Kadang aku jatuh tertidur, kadang pula tangisku semakin jadi, sambil bergumam, "Pelukka Yaa Allah. Pelukka kodong. Peluk aku Yaa Rabb". 

Lalu pagi hari kurasa lebih lapang, tapi hari berikutnya dadaku penuh sesak lagi. Aku ingin bilang entah pada siapa bahwa hatiku sedih dan kecewa pada mereka, dan lebih kecewa lagi pada diriku sendiri yang sudah berharap sama manusia dan terlalu mengandalkan diri sendiri. Aku ingin marah, entah pada siapa Ma. Tapi aku tak ingin memarahi diriku sendiri, cukup-cukup dunia ini yang keras, pada diriku sendiri harus kutunjukkan kasih sayang yang paling tulus, iya kan Ma?

Mama, sebenarnya aku tak ingin lagi menulis, sebab di depan keyboardpun kini aku bingung ingin berkata apa. Aku hanya ingin Mama di sampingku, ingin memeluk Mama sambil menangis dengan puas. Kenapa rindu ini sangat menyiksa Ma? Aku tak ingin berandai-andai, aku sudah berusaha untuk ikhlas dan sabar, tapi keadaan seolah memaksa untuk aku berkata andai Mama ada di sini. 

Yaa Allah, Mama, ternyata begini rasanya hari-hari tanpa Ibu. Tanpa senyum yang indah itu, tanpa doa yang mustajab itu. Tanpa belai dan kasih sayang paling tulus itu. Sungguh Mama, tak ada yang kusesali dari semua perjalanan kita. Aku hanya ingin meminta lebih andai saja bisa. Aku ingin lebih lama lagi dengan Mama di sini. Aku ingin lebih lama lagi bercerita panjang lebar sambil memeluk  Mama. Mama mengusap punggungku, dan aku mengusap kepala Mama. Sudah lama sekali kita tidak seperti itu Ma. Aku ingin... disuapi dan disisir lebih banyak kali lagi sama Mama. Kini aku makan dan menyisir rambutku sendiri Ma. Mengurus rumah, dapur, dan cucian seorang diri. Juga mengurus sekolah adik-adikku. Hal-hal yang dulu kita kita lakukan berdua, kini kukerjakan sendiri. Ternyata aku bisa, padahal dulu kan aku sukanya malas-malasan ya Ma hehehe. Walau sejujurnya Ma, kadang jika sesak dan rasa sedih itu datang, aku tak mampu melakukan apa-apa. Untuk sekedar mandi dan makan saja rasanya suliiiit sekali, apatah lagi untuk menyisir rambut dan segala ritual setelah mandi. Kadang kubiarkan piring dan pakaian kotor menumpuk, sapu dan pel tak terjamah sama sekali.  Pakaian kerja Bapak dan seragam sekolah adik-adikku berjejer belum disetrika. Tapi bukan itu yang sekarang membuatku susah bernapas. Aku lelah. Aku sedih. Aku rindu Mama. Tapi pada siapa aku bisa bercerita Ma? Aku menangis dengan dada yang penuh sesak ketika menulis catatan ini. Aku harus bagaimana Ma? 

Mama hatiku sakiiiiit sekali. Aku ingin Mama saja. Aku ingin bercerita tentang apa yang menyesaki hatiku saat ini. Tapi Ma, aku tidak bisa menuliskannya. Aku butuh bercerita langsung sama Mama. Mama... Aku harus bagaimana? 

Mama... Sakit sekali kurasa :"(((((
😭😭😭😭

Maros, 25 Mei 2023

Kutemukan catatan ini di note hapeku. Oh, ternyata aku pernah sekecewa ini. Alhamdulillah 'ala kulli hal, Allah ganti rasa sakit dan kecewa itu dengan kelapangan hati. 

Ini salah satu doaku tahun lalu,
"Yaa Allah terima kasih untuk semua pelajaran dan kasih sayang dari-Mu, sesungguhnya Engkaulah yang menguasai hatiku, maka mohon yaa Rabb... Jangan biarkan perasaan sakit ini berlama-lama di dalam diriku. Jangan biarkan sesak ini memenuhi hatiku. Tolong ganti dengan keikhlasan dan rasa lapang. Tolong ganti dengan kabar baik yang tidak kusangka-sangka. Aku ingin berbaik sangka saja dengan-Mu Yaa Rabb, bahwa doa-doaku sebelumnya takkan pulang dengan tangan kosong. Aku yakin yaa Rabb, Engkau telah menyiapkan rencana terbaik-Mu untukku. Kalau sekarang belum Engkau Acc proposal-proposal doaku itu, gak papa Yaa Allah. Tapi tolong, sakit dan sesak ini jangan berlama-lama tinggal di hatiku seperti yang lalu-lalu. Tolong nampakkan padaku pelajaran dan hal-hal baik atas kejadian ini. Tolong tunjukkan padaku hikmah yang bisa membuatku terus bersyukur pada-Mu. Hanya kepada-Mu wahai Allah yang menguasai langit dan bumi, aku mohon ampun atas semua kesalahanku kepada-Mu dan kepada hamba-hamba-Mu yang mungkin pernah kusakiti hatinya. Hamba mohon ampun kepada-Mu atas kedzalimanku pada diri sendiri. Mohon Yaa Rabb.. jangan tinggalkan aku sendiri. Hasbunallah wa ni'mal wakiil". 

Alhamdulillah benar-benar tidak lama setelah itu, Allah nampakkan hikmah yang membuat hatiku lapang selapang-lapangnya. Hikmah yang membuatku terus bersyukur dan berhamdallah, Alhamdulillah yaa Allah, ternyata ini maksud baik-Ta'. Terima kasih sudah menjagaku Yaa Allah. Terima kasih sudah menjawab doa-doaku dengan cara terbaik-Mu. Maaf karena aku tidak sabaran Yaa Allah. Terima kasih Yaa Allah. Engkau memang yang paling sayang denganku. 

Maros, 16 Agustus 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku layak, Aku berharga.

Aku pernah merasa sakit, lebih tepatnya merasa tersakiti. Aku pernah merasa ditinggalkan, padahal aku sendiri yang mundur dengan jelas. Aku pernah merasa tidak berharga. Pertanyaan-pertanyaan penuh duri berkelindan di kepalaku. Apakah aku setidakberharga itu untuk diperjuangkan? Apakah aku setidaklayak itu untuk mendapatkan cinta yang tulus? Kurangku apa? Salahku dimana? Aku sudah belajar dan mengupayakan banyak hal, termasuk hatiku, tapi apa yang aku dapatkan?  Kemudian aku berpikir, sebenarnya validasi dari siapa yang kutunggu? Aku cukup dan aku berharga.  Aku sangat berarti untuk keluargaku, sahabatku, dan orang-orang yang ada di sekelilingku. Bagi diriku sendiri. Dan yang paling penting, aku sangaaaaat dicintai oleh Allah, pemilikku. Tempat pulangku. Amma, orang-orang yang dulu membuatmu menangis sesenggukan hanya tidak sanggup melihat cahayamu yang berkilau. Mereka menutup mata dan menghindar. Mereka menyerah dan memilih pergi tanpa menyelam lebih dulu mencari mutiara yan...

First Page of 2025 : Refleksi 10Tahun Bersama Blog-ku Tercintaaaa!!!!!

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Annyeong ayyuhannas! Mari memulai postingan pertama di 2025 ini dengan menyebut nama Allah. Alhamdulillahilladzi bini'matihi tathimusshalihat. Alhamdulillah 'ala kulli hal. Masyaa Allah, Allahumma Bariik. Jujur saja agak speechless dengan judul di atas. Dengan izin Allah 10 tahun lebih dibersamai blog ini, huhuhu terharu :') Suka duka, marah-marah, teriakan gak jelas, puisi, cerpen yang agak alay, sumpah serapah, dan doa-doa pernah kuposting di sini.  Sekira tahun 2012 atau 2013, pertama kali kukenal platform ini: Blogger. Dikenalkan dan diajarkan oleh guru TIK-ku di SMP, Kak Abhe, beberapa kali buat blog, lalu lahirlah blog ini di 2014, terinspirasi dari kakak-kakak FLP CaMar yang waktu itu rata-rata ngepost tulisannya di blog. Lalu di tahun yang sama aku bergabung dengan komunitas blogger pelajar di Maros.  10 tahun bersama, kalau membesarkan anak harusnya sih sudah kelas 4 SD yah. 10 tahun bersama, kalau saja konsisten nge...