Langsung ke konten utama

Catatan terakhir...

Surat untuk Kak Iis yang jauuuh di sana

Hai kak! Di dunia lagi banyak trend baru loh.  Dulu tuh, camping, mendaki, menurutku sesuatu yg susah buat dilakuin, tapi hari-hari ini jadi sering lihat postingan orang-orang lagi hiking, wisata alam juga makin banyak yang bisa di-explore. Terus ada juga trend jogging yang saking nge-trend-nya tuh sampai ada jokinya kak. Joki strava namanya, orang lain yang lari, tapi kita yg ngeklaim dan posting pace strava-nya wkwk. Trend tiktok yang dari dulu memang sudah ada, sekarang makin banyak gayanya. Dari yang stecu-stecu, velocity, hmm apa lagi di', banyak dek pokoknya. Kayaknya tiap bulan tuh, adaaa aja trend tiktokan baru. Terus ini yang paling canggih menurutku kak, AI. Dibaca ei-ai. Semacam google tapi dia lebih hebat, bahkan bisa visualisasikan gambar dan video cuma dari deksripsi yang kita ketik. Agak ngeri dikit sih yah kalau di tangan orang yang salah. Di IG ku juga sering muncul isu-isu mental health, makin banyak orang yang aware. Terus, kalau dulu kita cuma tahu empat jenis k...

D-3 : Kucing

Source : teen.co.id\
Aku tidak suka kucing. Beberapa kali aku harus menahan malu karena ulahnya yang entah cari perhatian atau memang butuh kasih sayang. Seekor kucing pernah masuk ke kelasku, aku ingat betul kejadiaanya. Pelajaran matematika dengan kelas yang sedang wangi-wanginya karena kami baru saja selesai jumat bersih. Aku yang paling pertama menyadari dan mengawasi gerak-gerik si kucing dengan penuh perasaan was-was, meski tetap jaga sikap karena kami sedang diberi soal latihan. Dan kucing itu seenak jidatnya melompat ke atas mejaku. Terkejut? Tentu saja. Seakan mengalahkan kecepatan cahaya, dengan sigap aku beranjak meninggalkan tempat dudukku. Tak lupa dengan jeritan ketakutan dan yaah, kehebohanpun terjadi. Teman-teman dan bu guru terkejut. Anehnya mereka malah tertawa ketika aku dengan bodohnya masih sibuk mengatur nafas. Beberapa teman, meski susah payah menahan tawanya datang merangkul dan menenangkanku. Sementara teman lainnya, sambil memegang perutnya ia mengusir si kucing. 

Masih seputar masa SMPku, pernah, ketika sedang bertamu di rumah Ayu, aku kembali dibuat malu oleh kucing peliharaannya. Tidak, lebih tepatnya, aku lagi-lagi mempermalukan diriku sendiri dengan keterkejutan yang sama karena dilompati kucing. Dan dengan tidak anggunnya naik ke atas kursi, berdiri pula. -_-

Aku pernah dilompati Muezza, kucing peliharaan kak Muli, ketika dengan jahilnya teman-temanku melempar bola mainannya ke arahku. Aku pernah berlari mengelilingi lapangan perkemahan hanya karena temanku lagi-lagi menjahiliku dan mengejarku dengan anak kucing di tangannya. Dan masih banyak kejadian lain yang seharusnya bisa saja tidak terjadi andai aku suka kucing.

Aku tidak suka kucing dan juga anak kucing yang suka mengikutiku kemana-mana. Aku tidak suka kucing sejak aku masih kecil, sejak masih di bangku sekolah dasar hingga sekarang. Dia ada di seminar-seminar bahkan di depan pintu kosku. Mengeong dan membuatku merinding ketakutan, bahkan terlambat ke kampus. Aku tidak suka kucing. Kenapa selalu meminta lebih ketika sekali dua kali diberi makan karena rasa iba. Dan aku tidak suka, kenapa aku harus tidak suka kucing ketika Rasulullah begitu menyayanginya? Ketika teman-temanku dengan entengnya mengusap lembut punggungnya. Ketika di sekret Gamais, bahkan ada kucing yang menjadi primadona dan rebutan teman-temanku. Mengapa aku harus tidak suka? Kenapa aku harus tidak suka kucing sedangkan sahabat-sahabatku, bahkan murabbiyahku menjadikan kucing seperti saudaranya sendiri.

Aku tidak suka kucing, apa itu sebuah kejahatan?
Aku takut kucing, bagaimana mengenyahkan ketakutan itu? 
Aku tidak suka kucing, tapi aku tak membencinya.

***

Makassar, 08 Agustus 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

First Page of 2025 : Refleksi 10Tahun Bersama Blog-ku Tercintaaaa!!!!!

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Annyeong ayyuhannas! Mari memulai postingan pertama di 2025 ini dengan menyebut nama Allah. Alhamdulillahilladzi bini'matihi tathimusshalihat. Alhamdulillah 'ala kulli hal. Masyaa Allah, Allahumma Bariik. Jujur saja agak speechless dengan judul di atas. Dengan izin Allah 10 tahun lebih dibersamai blog ini, huhuhu terharu :') Suka duka, marah-marah, teriakan gak jelas, puisi, cerpen yang agak alay, sumpah serapah, dan doa-doa pernah kuposting di sini.  Sekira tahun 2012 atau 2013, pertama kali kukenal platform ini: Blogger. Dikenalkan dan diajarkan oleh guru TIK-ku di SMP, Kak Abhe, beberapa kali buat blog, lalu lahirlah blog ini di 2014, terinspirasi dari kakak-kakak FLP CaMar yang waktu itu rata-rata ngepost tulisannya di blog. Lalu di tahun yang sama aku bergabung dengan komunitas blogger pelajar di Maros.  10 tahun bersama, kalau membesarkan anak harusnya sih sudah kelas 4 SD yah. 10 tahun bersama, kalau saja konsisten nge...

Aku layak, Aku berharga.

Aku pernah merasa sakit, lebih tepatnya merasa tersakiti. Aku pernah merasa ditinggalkan, padahal aku sendiri yang mundur dengan jelas. Aku pernah merasa tidak berharga. Pertanyaan-pertanyaan penuh duri berkelindan di kepalaku. Apakah aku setidakberharga itu untuk diperjuangkan? Apakah aku setidaklayak itu untuk mendapatkan cinta yang tulus? Kurangku apa? Salahku dimana? Aku sudah belajar dan mengupayakan banyak hal, termasuk hatiku, tapi apa yang aku dapatkan?  Kemudian aku berpikir, sebenarnya validasi dari siapa yang kutunggu? Aku cukup dan aku berharga.  Aku sangat berarti untuk keluargaku, sahabatku, dan orang-orang yang ada di sekelilingku. Bagi diriku sendiri. Dan yang paling penting, aku sangaaaaat dicintai oleh Allah, pemilikku. Tempat pulangku. Amma, orang-orang yang dulu membuatmu menangis sesenggukan hanya tidak sanggup melihat cahayamu yang berkilau. Mereka menutup mata dan menghindar. Mereka menyerah dan memilih pergi tanpa menyelam lebih dulu mencari mutiara yan...

Dibuang Sayang~ Part 2

Musim Panen Sepanjang perjalanan diiringi padi yang menguning, tumpukan karung gabah, dan petakan terpal di depan rumah penduduk. Diawasi kanak-kanak dengan sebatang kayu di tangan. Tak lupa dikibarkan kantong plastik di bagian ujungnya, siap untuk mengusir burung yang hendak mematuk, namun lebih sering mengusir ayam yang berdatangan.  Nenekku, seorang petani yang menggarap sawah orang lain. Dan tentu saja masa kecilku juga pernah seperti itu. Dengan alibi menjaga gabah, padahal malah asik main sendiri di bawah pohon, meletakkan kayu pengusir ayam, dan baru beranjak ketika kulihat nenek atau mama keluar mengecek. Setelahnya, gabah-gabah yang dijemur itu akan diolah menjadi beras. Ini bagian yang paling kusukai. Karena di kampungku nyaris tak ada pabrik keliling, maka gabah sekarung dua karung akan dibawa ke pabrik gabah yang tempatnya di ujung kota. Kau harus mendengar suara mesinnya yang nyaring berisik. Melihat bangunannya yang gelap, luas, dan bertingkat papan. Menu...