Langsung ke konten utama

D-3 : Kucing

Source : teen.co.id\
Aku tidak suka kucing. Beberapa kali aku harus menahan malu karena ulahnya yang entah cari perhatian atau memang butuh kasih sayang. Seekor kucing pernah masuk ke kelasku, aku ingat betul kejadiaanya. Pelajaran matematika dengan kelas yang sedang wangi-wanginya karena kami baru saja selesai jumat bersih. Aku yang paling pertama menyadari dan mengawasi gerak-gerik si kucing dengan penuh perasaan was-was, meski tetap jaga sikap karena kami sedang diberi soal latihan. Dan kucing itu seenak jidatnya melompat ke atas mejaku. Terkejut? Tentu saja. Seakan mengalahkan kecepatan cahaya, dengan sigap aku beranjak meninggalkan tempat dudukku. Tak lupa dengan jeritan ketakutan dan yaah, kehebohanpun terjadi. Teman-teman dan bu guru terkejut. Anehnya mereka malah tertawa ketika aku dengan bodohnya masih sibuk mengatur nafas. Beberapa teman, meski susah payah menahan tawanya datang merangkul dan menenangkanku. Sementara teman lainnya, sambil memegang perutnya ia mengusir si kucing. 

Masih seputar masa SMPku, pernah, ketika sedang bertamu di rumah Ayu, aku kembali dibuat malu oleh kucing peliharaannya. Tidak, lebih tepatnya, aku lagi-lagi mempermalukan diriku sendiri dengan keterkejutan yang sama karena dilompati kucing. Dan dengan tidak anggunnya naik ke atas kursi, berdiri pula. -_-

Aku pernah dilompati Muezza, kucing peliharaan kak Muli, ketika dengan jahilnya teman-temanku melempar bola mainannya ke arahku. Aku pernah berlari mengelilingi lapangan perkemahan hanya karena temanku lagi-lagi menjahiliku dan mengejarku dengan anak kucing di tangannya. Dan masih banyak kejadian lain yang seharusnya bisa saja tidak terjadi andai aku suka kucing.

Aku tidak suka kucing dan juga anak kucing yang suka mengikutiku kemana-mana. Aku tidak suka kucing sejak aku masih kecil, sejak masih di bangku sekolah dasar hingga sekarang. Dia ada di seminar-seminar bahkan di depan pintu kosku. Mengeong dan membuatku merinding ketakutan, bahkan terlambat ke kampus. Aku tidak suka kucing. Kenapa selalu meminta lebih ketika sekali dua kali diberi makan karena rasa iba. Dan aku tidak suka, kenapa aku harus tidak suka kucing ketika Rasulullah begitu menyayanginya? Ketika teman-temanku dengan entengnya mengusap lembut punggungnya. Ketika di sekret Gamais, bahkan ada kucing yang menjadi primadona dan rebutan teman-temanku. Mengapa aku harus tidak suka? Kenapa aku harus tidak suka kucing sedangkan sahabat-sahabatku, bahkan murabbiyahku menjadikan kucing seperti saudaranya sendiri.

Aku tidak suka kucing, apa itu sebuah kejahatan?
Aku takut kucing, bagaimana mengenyahkan ketakutan itu? 
Aku tidak suka kucing, tapi aku tak membencinya.

***

Makassar, 08 Agustus 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

First Page of 2025 : Refleksi 10Tahun Bersama Blog-ku Tercintaaaa!!!!!

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Annyeong ayyuhannas! Mari memulai postingan pertama di 2025 ini dengan menyebut nama Allah. Alhamdulillahilladzi bini'matihi tathimusshalihat. Alhamdulillah 'ala kulli hal. Masyaa Allah, Allahumma Bariik. Jujur saja agak speechless dengan judul di atas. Dengan izin Allah 10 tahun lebih dibersamai blog ini, huhuhu terharu :') Suka duka, marah-marah, teriakan gak jelas, puisi, cerpen yang agak alay, sumpah serapah, dan doa-doa pernah kuposting di sini.  Sekira tahun 2012 atau 2013, pertama kali kukenal platform ini: Blogger. Dikenalkan dan diajarkan oleh guru TIK-ku di SMP, Kak Abhe, beberapa kali buat blog, lalu lahirlah blog ini di 2014, terinspirasi dari kakak-kakak FLP CaMar yang waktu itu rata-rata ngepost tulisannya di blog. Lalu di tahun yang sama aku bergabung dengan komunitas blogger pelajar di Maros.  10 tahun bersama, kalau membesarkan anak harusnya sih sudah kelas 4 SD yah. 10 tahun bersama, kalau saja konsisten nge...

Keyakinanku pada Allah

Setelah semua yang kulalui sejak catatan terakhirku di blog ini, Desember 2021, aku ingin berbaik sangka saja pada Allah. Bahwa apa yang kujalani murni karena Allah tak pernah salah memilih pundak. Semua yang terjadi adalah takdir terbaik yang telah Allah tetapkan untukku. Yang baik semoga selalu dengan khidmat kusyukuri, sedang dari yang tak kusenangi semoga ada banyak hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik. Aku percaya tidak ada takdir Allah yang buruk, dan demikianlah cara Allah untuk mentarbiyahku dengan sabar dan syukur. Allah... Allah...Sungguh aku mencintai-Mu, dan sungguh aku tahu Engkaulah yang paling sayang dan paling cinta padaku. Semoga selalu kuingat dan tertanam kuat dalam jiwa dan perilakuku kecintaan itu. Semoga tak sekadar ucapan di lisan saja.  Allah... Allah... kali ini dan berjuta-juta kali lagi, aku ingin berbaik sangka saja pada-Mu. Bahwa akan ada hari dimana Engkau melapangkan dadaku dengan penuh kesyukuran, hingga aku sembuh dan lepas dari rasa sakit yang pe...

Semoga kamu.....

Semoga kamu adalah orang yang selalu menanyakan dan mengutamakan perasaanku lebih dulu.  Semoga kamu selalu bersedia mendengarkan cerita dan dua puluh ribu kata perhariku.  Semoga kamu menyayangiku dengan bukti dan tindakan.  Semoga kamu bisa mengerti betapa berartinya tidur siang bagi aku yang chefalgia.    Semoga kamu adalah orang yang saat pulang kerja selalu bawa hadiah kecil untukku.  Semoga kamu selalu bisa memilih makanan yang tepat dan enak saat aku bilang terserah.  Semoga kamu selalu jadi paparazzi pribadiku yang selalu take foto dan video candidku dalam pose yang cantik, hahaha...  Semoga kamu selalu bersyukur dan memberi ridho atas diriku. Semoga kamu suka melucu untukku dan membuatku tertawa.  Semoga kamu orang yang rapih dan disiplin tapi mendisiplinkanku dengan cinta, hehehe. Semoga kamu tak sungkan mengerjakan urusan rumah tangga: mencuci, melipat, menyapu, menyetrika, memasak. Bukan apa-apa, semoga kamu menjadi teladan yang b...