Hai kak! Di dunia lagi banyak trend baru loh. Dulu tuh, camping, mendaki, menurutku sesuatu yg susah buat dilakuin, tapi hari-hari ini jadi sering lihat postingan orang-orang lagi hiking, wisata alam juga makin banyak yang bisa di-explore. Terus ada juga trend jogging yang saking nge-trend-nya tuh sampai ada jokinya kak. Joki strava namanya, orang lain yang lari, tapi kita yg ngeklaim dan posting pace strava-nya wkwk. Trend tiktok yang dari dulu memang sudah ada, sekarang makin banyak gayanya. Dari yang stecu-stecu, velocity, hmm apa lagi di', banyak dek pokoknya. Kayaknya tiap bulan tuh, adaaa aja trend tiktokan baru. Terus ini yang paling canggih menurutku kak, AI. Dibaca ei-ai. Semacam google tapi dia lebih hebat, bahkan bisa visualisasikan gambar dan video cuma dari deksripsi yang kita ketik. Agak ngeri dikit sih yah kalau di tangan orang yang salah. Di IG ku juga sering muncul isu-isu mental health, makin banyak orang yang aware. Terus, kalau dulu kita cuma tahu empat jenis k...
Perasaan tidak memiliki barometer, atau neraca untuk menimbangnya
dan disimpulkan: lebih besar, lebih banyak, lebih sedikit, lebih dalam,
dari apa/sesiapa.
***
Allahummagfirlahu warhahmu wa ‘afihi wa’fu ‘anhu.
:'(
Rasanya masih tidak percaya dengan berita duka yang menghampiri. Tadi pagi, masih kubalas salamnya, kulihat senyum tulusnya, kusalim tangannya. Siapa sangka itu salam terakhir yang kudengar darinya. Siapa sangka itu terakhir kali kulihat senyumnya, indah, ceraaah sekali. Dan suatu kesyukuran masih sempat diberi kesempatan untuk menjabat tangannya, memohon maaf pada beliau.
"Minal Aidin, Pak"
Lantas beliau sambung, "Wal Faidzin"
Yaa Allah, pagi tadi beliau baik-baik saja.
Banyak yang kehilangan, dan merasa kehilangan atas panggilan-Mu padanya, Yaa Allah. Pun saya, entah pada mereka yang kehilangan atau sekadar merasa kehilangan.
"Saya mau kasih tahu, jadi kalian ini harus ambil tahu..." itu kata-kata andalan beliau.
Kalau marah, beliau cuma bilang, "Dengan segala hormat, tolong diperhatikan..."
"Suku pertama pangkat dua, ditambah dua kali suku pertama kali suku ke dua, ditambah suku ke dua pangkat dua..." itu rumus yang paling kuingat dari beliau.
Di beberapa ujian, terutama bahasa Inggris, saya sering bertanya ketika beliau mengawas. Di ujian matematika, beliau selalu memberi penjelasan setelah kukumpul lembar jawabanku. Saat galau karena Gasing, Ripnas, dan Smention, beliau selalu memberi saran. Selalu tersenyum, menyemangati. Bahkan pintu rumahnya selalu terbuka lebar. Belum lagi ketika di kelas, tak terhitung seberapa lapang hatinya yang dengan sabar megajari kami. Dan beribu kebaikan beliau...
Allahummagfirlahu warhahmu wa ‘afihi wa’fu ‘anhu.
Selamat jalan, Pak Arham.
Jalanmu Husnul Khotimah, insya Allah :')
Semoga syurga tempatta kembali.
***
Senin, 27 Juli 2015
Di senin pertama setelah libur Ramadhan
Kami kehilangan satu guru terbaik kami, guru tercinta kami
SMAKES berduka :'(
Komentar
Posting Komentar