Langsung ke konten utama

Catatan terakhir...

Surat untuk Kak Iis yang jauuuh di sana

Hai kak! Di dunia lagi banyak trend baru loh.  Dulu tuh, camping, mendaki, menurutku sesuatu yg susah buat dilakuin, tapi hari-hari ini jadi sering lihat postingan orang-orang lagi hiking, wisata alam juga makin banyak yang bisa di-explore. Terus ada juga trend jogging yang saking nge-trend-nya tuh sampai ada jokinya kak. Joki strava namanya, orang lain yang lari, tapi kita yg ngeklaim dan posting pace strava-nya wkwk. Trend tiktok yang dari dulu memang sudah ada, sekarang makin banyak gayanya. Dari yang stecu-stecu, velocity, hmm apa lagi di', banyak dek pokoknya. Kayaknya tiap bulan tuh, adaaa aja trend tiktokan baru. Terus ini yang paling canggih menurutku kak, AI. Dibaca ei-ai. Semacam google tapi dia lebih hebat, bahkan bisa visualisasikan gambar dan video cuma dari deksripsi yang kita ketik. Agak ngeri dikit sih yah kalau di tangan orang yang salah. Di IG ku juga sering muncul isu-isu mental health, makin banyak orang yang aware. Terus, kalau dulu kita cuma tahu empat jenis k...

Ada yang Lebih Daebak dari KMH ^_^

*Ada yang lebih daebak dari KMH. Inisialnya KMS. Semoga Minhyuk tidak cemburu*
 (ngarep -_-)


 Adalah suatu pengalaman berharga dapat menghadiri Seminar Nasional Kepenulisan dan Jurnalistik yang menghadirkan pemateri Kang Maman Suherman, minggu 07 Juni 2015 kemarin. Seminar ini diselenggarakan oleh Badan Pengurus Kabupaten Oi Maros di hall Hotel Afiat Maros.

Meski sederhana, ada satu hal yang menurut saya terbilang antimainstream dari seminar yang lainnya, yakni ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya. Tanpa musik pengiring dan tanpa dirijen. Seluruh peserta diarahkan untuk meletakkan tangan di dada sembari memejam dan menghayatinya. Mudah memang, tapi hal kecil seperti ini sudah sangat jarang dilakukan untuk menumbuhkan nilai-nilai nasionalisme dalam jiwa. 


  Sepintas tentang biografi yang dikisahkan oleh Kang Maman Suherman, ternyata beliau lahir bertepatan pada hari pahlawan, 10 November 1965 dan menghabiskan masa kecilnya di Makassar *saat itu mungkin masih dikenal sebagai Ujung Pandang :D*. Ayahnya seorang tentara asal Bandung dan ibunya dara dari Gowa. Baiklah, karena beliau rupanya bagian dari orang Makassar, maka kita sebut saja beliau Daeng Maman, biar makin akrab seperti kemarin, hehehe.

  Selain materi kepenulisan dan jurnalistik yang menjadi topik utama, Daeng Maman juga membagi pengalamannya menjadi jurnalis selama kurang lebih 15 tahun *saya agak lupa dengan yang satu ini*. Beliau pernah menjadi buronan di masa orde baru karena sebuah tulisannya yang kurang lebih bunyinya seperti ini: Seorang anggota Dharma Wanita melacurkan diri di pinggir jalan dalam keadaan hamil. Satu yang terlintas ketika mendengar kalimat itu, yaitu betapa kejamnya kehidupan di masa orde baru. Sama halnya dengan dua sisi koin, hikmah itu selalu ada. Siapa sangka menjadi buronan justru membawa beliau menginjakkan kaki di tanah suci Mekkah selama 2 tahun. Mengenai hal-hal selain peristiwa buronan itu, beliau juga bercerita banyak kisah tentang perempuan.

   Seperti yang diketahui, hal mendasar yang harus ada dalam sebuah tulisan yaitu memenuhi unsur 5W+1H. Nah, salah satu poin yang dipaparkan Daeng Maman kemarin yaitu hal lain yang sama pentingnya dengan 5W+1H. Beliau menyebutnya 5R.

The first R is Read! Ya, membaca. Menulis tanpa membaca itu bagaikan sayur tanpa garam. Hambar-hambar gimanaaaa gituuu :D

The second R is Research! Dalam membuat suatu tulisan mestilah disertai fakta dan sumber yang jelas. Untuk lebih jelasnya, yah cuss research hal-hal yang diperlukan :D

The third R is Relyable! (bener ga tuh englishnya? :D) alias bisa diandalkan. Tentu saja, apalagi ketika membuat suatu berita, unsur R ke tiga ini memegang peranan penting ting ting ting. Jangan asal menyebarkan berita (read: gosip) yang ujung-ujungnya, "Maaf, hoax!". Verifikasi dan konfirmasilah segala sesuatunya terlebih dahulu.

The fourth R is Reflecting! Setelah tulisannya jadi, bacalah kembali, uji kebenarannya. (Sejujurnya saya agak lupa bahasan poin ini).

And the last R is Rahmah! hahaha, bercanda ^_^ The last R is (w)Rite! Jika keempat R di atas sudah diaplikasikan, lantas tidak menulis, lah kapan jadinya tulisannya? Hehehe :D Jadi, mari kita menulis! Angkat senjata penamu dan goreskan semangatmu! (apa sih -_-)

Oiya, sebagai buah yang sempat saya petik dari sang moderator, Ust. Fakhrudin Ahmad, kurang lebih seperti ini: "Menulislah, dan buatlah tulisanmu setidaknya memiliki satu dari keempat sifat ini: Edukatif; Spiritualis; Kritis; Motivatif. Pun tidak, tetaplah menulis dan melatih diri hingga kelak dapat bermanfaat bagi orang lain".


Oke, ga afdhol rasanya kalau pertemuan berkesan kemarin tak diabadikan dalam bidikan kamera :D
 Dan, jreng-jreng... ini adalah beberapa foto yang bertengger di memory cardku. Sisanya kebanyakan foto alay bersama teman-teman x_x

Jangan mengetuk telur dari luar, karena kau akan merusak kehidupan di dalamnya
 
 
Tetapi ketuklah dari dalam, karena akan melahirkan sebuah kehidupan baru


 Jajakan prestasi, jangan jajakan privasi

 Tetaplah membela yang benar, bukan membela yang bayar

 Perempuan adalah CAHAYA

Tiketku ketinggalan T.T
***

Semoga di lain waktu masih diberi kesempatan untuk bersua dengan beliau, dan orang-orang hebat lainnya. :) Biar ketularan hebat juga :D 



*Lebih dekat dengan Daeng Maman di akun twitternya @Maman1965
**Twitterku?  Jangan ditanya. Mungkin sudah kedaluwarsa saking jarangnya dibuka
***Tentang Re: biarlah dulu bertengger manis dalam rak buku, hingga tiba masa yang tepat untuk membancanya :)

Maros, 08 Juni 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

First Page of 2025 : Refleksi 10Tahun Bersama Blog-ku Tercintaaaa!!!!!

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Annyeong ayyuhannas! Mari memulai postingan pertama di 2025 ini dengan menyebut nama Allah. Alhamdulillahilladzi bini'matihi tathimusshalihat. Alhamdulillah 'ala kulli hal. Masyaa Allah, Allahumma Bariik. Jujur saja agak speechless dengan judul di atas. Dengan izin Allah 10 tahun lebih dibersamai blog ini, huhuhu terharu :') Suka duka, marah-marah, teriakan gak jelas, puisi, cerpen yang agak alay, sumpah serapah, dan doa-doa pernah kuposting di sini.  Sekira tahun 2012 atau 2013, pertama kali kukenal platform ini: Blogger. Dikenalkan dan diajarkan oleh guru TIK-ku di SMP, Kak Abhe, beberapa kali buat blog, lalu lahirlah blog ini di 2014, terinspirasi dari kakak-kakak FLP CaMar yang waktu itu rata-rata ngepost tulisannya di blog. Lalu di tahun yang sama aku bergabung dengan komunitas blogger pelajar di Maros.  10 tahun bersama, kalau membesarkan anak harusnya sih sudah kelas 4 SD yah. 10 tahun bersama, kalau saja konsisten nge...

Aku layak, Aku berharga.

Aku pernah merasa sakit, lebih tepatnya merasa tersakiti. Aku pernah merasa ditinggalkan, padahal aku sendiri yang mundur dengan jelas. Aku pernah merasa tidak berharga. Pertanyaan-pertanyaan penuh duri berkelindan di kepalaku. Apakah aku setidakberharga itu untuk diperjuangkan? Apakah aku setidaklayak itu untuk mendapatkan cinta yang tulus? Kurangku apa? Salahku dimana? Aku sudah belajar dan mengupayakan banyak hal, termasuk hatiku, tapi apa yang aku dapatkan?  Kemudian aku berpikir, sebenarnya validasi dari siapa yang kutunggu? Aku cukup dan aku berharga.  Aku sangat berarti untuk keluargaku, sahabatku, dan orang-orang yang ada di sekelilingku. Bagi diriku sendiri. Dan yang paling penting, aku sangaaaaat dicintai oleh Allah, pemilikku. Tempat pulangku. Amma, orang-orang yang dulu membuatmu menangis sesenggukan hanya tidak sanggup melihat cahayamu yang berkilau. Mereka menutup mata dan menghindar. Mereka menyerah dan memilih pergi tanpa menyelam lebih dulu mencari mutiara yan...

Dibuang Sayang~ Part 2

Musim Panen Sepanjang perjalanan diiringi padi yang menguning, tumpukan karung gabah, dan petakan terpal di depan rumah penduduk. Diawasi kanak-kanak dengan sebatang kayu di tangan. Tak lupa dikibarkan kantong plastik di bagian ujungnya, siap untuk mengusir burung yang hendak mematuk, namun lebih sering mengusir ayam yang berdatangan.  Nenekku, seorang petani yang menggarap sawah orang lain. Dan tentu saja masa kecilku juga pernah seperti itu. Dengan alibi menjaga gabah, padahal malah asik main sendiri di bawah pohon, meletakkan kayu pengusir ayam, dan baru beranjak ketika kulihat nenek atau mama keluar mengecek. Setelahnya, gabah-gabah yang dijemur itu akan diolah menjadi beras. Ini bagian yang paling kusukai. Karena di kampungku nyaris tak ada pabrik keliling, maka gabah sekarung dua karung akan dibawa ke pabrik gabah yang tempatnya di ujung kota. Kau harus mendengar suara mesinnya yang nyaring berisik. Melihat bangunannya yang gelap, luas, dan bertingkat papan. Menu...