H ei, Am! Sampai kapan kau akan menjadi pemusnah rasa dalam dadamu? Kau tahu, aku membencimu ketika kau biarkan aku terpuruk sendiri, menahan gemuruh yang jelas kau rasakan tapi dengan sombongnya kau palingkan wajahmu! Hei, Am! Jangan sekali-kali melupakan bahwa ada sesuatu yang perlu kau suarakan, di sini! Meski kau berlagak setegar itu, tetap sajakan, sakit yang kau rasa. Jadi, berhentilah! Sekalipun kuungkapkan gelegar rasa yang bergejolak ini, tidak akan ada yang berubah. Aku tetap menjadi aku. Kau tahu, mencurahkan isi hati yang sedang bergemuruh itu mungkin mudah, tapi menahan bening yang kian deras menerobos pertahanan itu sungguh sulit. Kau tahu itu. Tapi, berdiri di titik ego akan menjadi bumerang bagimu. Kau butuh pelampiasan. Kau butuh didengarkan.Kau butuh sandaran. Apa susahnya membagi gundahmu pada mereka yang ada di sekelilingmu? Kau pikir kau boneka yang tak bisa menangis? Kau pikir kau robot yang tak kenal lelah? Hei Am! Menangis itu manus...