Langsung ke konten utama

Catatan terakhir...

Bagaimana ini (2)

123 hari sejak nenek berpulang, dan aku masih sering menangis. Di pagi dan siang hari saat aku seorang diri di rumah atau malam sebelum tidur. Banyak hal yang mengingatkanku pada nenek. Ingatan tentang hari-hari terakhir beliau, kebaikan-kebaikannya sepanjang hidupku, dan ketabahannya yang ternyata jauh lebih besar dari yang kuduga. Hatiku sedih dan terenyuh di waktu yang sama.  Rasanya sesak, tetapi aku tidak punya pilihan lain selain mendoakannya.  Bagaimana ini? Aku takut rinduku, air mataku, dan perasaan sedih ini jadi menyusahkan beliau di sana. Aku bukannya tidak ikhlas. Aku hanya rindu.. Rindu yang berakhir dengan air mata dan rasa sedih. Ternyata, kehilangan karena kematian adalah luka yang akan dibawa seumur hidup. Bukan karena kita tidak ikhlas, tetapi karena kesadaran bahwa kita tidak akan bertemu lagi di dunia ini. Bahwa kita tidak bisa memeluknya lebih lama. Bahwa kita mulai lupa aroma tubuhnya. Luka itu besar dan menganga, namun tidak terlihat. Entah seratus, ser...

Tentang: Penghujung November^^

Sesuai janji, akan kembali menarikan jemari di atas keyboard lappyku setelah ujian semester. Yah, walau ujiannya sudah berakhir sejak seminggu yang lalu, hihi^^ 

Ada banyak kisah yang termaktub pada dua bulan penghujung semester ini. November dan Desember. Kisah manis tentang kebersamaan, lika-liku, canda-tawa, tangis, dan tentu saja perjuangan. Menggenggam harapan dan memeluk mimpi. Yah, kupeluk dan kubiarkan meresap ke dalam puing-puing memori. 

Bagiku, menanam mimpi adalah hak dan kewajiban setiap orang. Giat menaburi pupuk harapan dan disirami dengan peluh perjuangan. Semakin banyak mengeluh, semakin ciut pula buah yang dipetik. Semakin semangat, semakin giat, meski persediaan harapan dan peluh semakin menipis, In shaa Allah manis pula buahnya. 

Akhir November ini, adalah suatu kesyukuran memetik satu buah mimpi. Mencicipi nikmatnya harapan dan tetes-tetes perjuangan. Adalah suatu kenikmatan tersendiri mengukir senyum bangga Mama dan Bapak, rasanya begitu membuncah dan meluap-luap. Memperjuangkan jerih-payah bersama Team Panaforalis. Si produk kesehatan siswa yang aman, kreatif, dan mandiri, hahaha :D



 Team Panaforalis tawwa


Biarkan saja mereka mencibir. Biarkan saja mereka memandang sebelah mata, kelak jika kakinya terbentur biar tahu rasa, huahahaha... *eh, astagfirullah. Pokoknya, perjuangan meraih juara II di Kompetisi Gasing 2014 itu, top markotop deh. 

Mulai dari telepon pertama, di rabu petang. Rasanya.... gado-gado campur rujak = nano-nano. Sampai kebawa sakit -___-", Lika-liku mengumpulkan dana (read:penggalangandanabuatketangerang), dan pada akhirnya hanya mampu memberangkatkan saya dan Bu Lilis, tanpa dua pasukan Panaforalis. Lia dan Indah. :( 

Tapi, adalah sebuah pengalaman yang berkesan bisa menghadiri babak final Kompetisi Gasing 2014. Bertemu para finalis yang jenius dan keren-keren (read:berartisayajugadong :D), terutama finalis Video Sains. Beughh... sampai menciut saya lihat presentasi mereka.

Dapat urutan ke-tujuh untuk presentasi, mempertahankan, dan mempertanggungjawabkan video Salep Kutu Air-nya Team Panaforalis di hadapan para juri yang hebat nan mengagumkan. Bertegur sapa dengan Prof. Yohanes Surya, dan kakak-kakak panitia yang kece badai. :D 

Ketiga juri hebat dan mengagumkan
Kak Hari Jipi, Ibu Yenata F. Wijaya, dan Pak Kar Kwee


Finalis Video Sains bersama Prof. Yohanes Surya
(tinggikupemirsa X_x)
Kakak-kakak panitia yang kece badai


 Dan....., jreng... jreng... 

 Juara I -Pasta Gigi Gajah
(Stella Maris BSD)

 Juara II - Salep Kutu Air
(SMK Kesehatan Terpadu Bahagia Primanegara Maros)

 Juara III - Diffraction
(Cahaya Bangsa Classical School)

Dan, pada akhirnya, mari bersama-sama memanen buah kebaikan. Memetik ranumnya mimpi-mimpi yang kita tekadkan. Bermimpi, berjuang. dan berdo'a. 
Jangan pernah takut bermimpi, sebab pemimpi adalah bibit pemimpin.
Calon-calon kapten. :)


Salam hangat untuk November dan kepingan kenangan di Tangerang :)
Maros, 31122014

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

First Page of 2025 : Refleksi 10Tahun Bersama Blog-ku Tercintaaaa!!!!!

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Annyeong ayyuhannas! Mari memulai postingan pertama di 2025 ini dengan menyebut nama Allah. Alhamdulillahilladzi bini'matihi tathimusshalihat. Alhamdulillah 'ala kulli hal. Masyaa Allah, Allahumma Bariik. Jujur saja agak speechless dengan judul di atas. Dengan izin Allah 10 tahun lebih dibersamai blog ini, huhuhu terharu :') Suka duka, marah-marah, teriakan gak jelas, puisi, cerpen yang agak alay, sumpah serapah, dan doa-doa pernah kuposting di sini.  Sekira tahun 2012 atau 2013, pertama kali kukenal platform ini: Blogger. Dikenalkan dan diajarkan oleh guru TIK-ku di SMP, Kak Abhe, beberapa kali buat blog, lalu lahirlah blog ini di 2014, terinspirasi dari kakak-kakak FLP CaMar yang waktu itu rata-rata ngepost tulisannya di blog. Lalu di tahun yang sama aku bergabung dengan komunitas blogger pelajar di Maros.  10 tahun bersama, kalau membesarkan anak harusnya sih sudah kelas 4 SD yah. 10 tahun bersama, kalau saja konsisten nge...

Aku layak, Aku berharga.

Aku pernah merasa sakit, lebih tepatnya merasa tersakiti. Aku pernah merasa ditinggalkan, padahal aku sendiri yang mundur dengan jelas. Aku pernah merasa tidak berharga. Pertanyaan-pertanyaan penuh duri berkelindan di kepalaku. Apakah aku setidakberharga itu untuk diperjuangkan? Apakah aku setidaklayak itu untuk mendapatkan cinta yang tulus? Kurangku apa? Salahku dimana? Aku sudah belajar dan mengupayakan banyak hal, termasuk hatiku, tapi apa yang aku dapatkan?  Kemudian aku berpikir, sebenarnya validasi dari siapa yang kutunggu? Aku cukup dan aku berharga.  Aku sangat berarti untuk keluargaku, sahabatku, dan orang-orang yang ada di sekelilingku. Bagi diriku sendiri. Dan yang paling penting, aku sangaaaaat dicintai oleh Allah, pemilikku. Tempat pulangku. Amma, orang-orang yang dulu membuatmu menangis sesenggukan hanya tidak sanggup melihat cahayamu yang berkilau. Mereka menutup mata dan menghindar. Mereka menyerah dan memilih pergi tanpa menyelam lebih dulu mencari mutiara yan...

Dibuang Sayang~ Part 2

Musim Panen Sepanjang perjalanan diiringi padi yang menguning, tumpukan karung gabah, dan petakan terpal di depan rumah penduduk. Diawasi kanak-kanak dengan sebatang kayu di tangan. Tak lupa dikibarkan kantong plastik di bagian ujungnya, siap untuk mengusir burung yang hendak mematuk, namun lebih sering mengusir ayam yang berdatangan.  Nenekku, seorang petani yang menggarap sawah orang lain. Dan tentu saja masa kecilku juga pernah seperti itu. Dengan alibi menjaga gabah, padahal malah asik main sendiri di bawah pohon, meletakkan kayu pengusir ayam, dan baru beranjak ketika kulihat nenek atau mama keluar mengecek. Setelahnya, gabah-gabah yang dijemur itu akan diolah menjadi beras. Ini bagian yang paling kusukai. Karena di kampungku nyaris tak ada pabrik keliling, maka gabah sekarung dua karung akan dibawa ke pabrik gabah yang tempatnya di ujung kota. Kau harus mendengar suara mesinnya yang nyaring berisik. Melihat bangunannya yang gelap, luas, dan bertingkat papan. Menu...