Hai kak! Di dunia lagi banyak trend baru loh. Dulu tuh, camping, mendaki, menurutku sesuatu yg susah buat dilakuin, tapi hari-hari ini jadi sering lihat postingan orang-orang lagi hiking, wisata alam juga makin banyak yang bisa di-explore. Terus ada juga trend jogging yang saking nge-trend-nya tuh sampai ada jokinya kak. Joki strava namanya, orang lain yang lari, tapi kita yg ngeklaim dan posting pace strava-nya wkwk. Trend tiktok yang dari dulu memang sudah ada, sekarang makin banyak gayanya. Dari yang stecu-stecu, velocity, hmm apa lagi di', banyak dek pokoknya. Kayaknya tiap bulan tuh, adaaa aja trend tiktokan baru. Terus ini yang paling canggih menurutku kak, AI. Dibaca ei-ai. Semacam google tapi dia lebih hebat, bahkan bisa visualisasikan gambar dan video cuma dari deksripsi yang kita ketik. Agak ngeri dikit sih yah kalau di tangan orang yang salah. Di IG ku juga sering muncul isu-isu mental health, makin banyak orang yang aware. Terus, kalau dulu kita cuma tahu empat jenis k...
Andai kalian tahu dimana letak aku kerap mengintip.
Andai kalian tahu seperti apa keadaan yang tengah menjepit ini. Yang terus mendesak tak memberi ruang. Sungguh! Akupun ingin seperti dulu, yang sering aktif tak kenal absen. Tapi apa mau dikata, lagi-lagi keadaan seakan mencekik. Sungguh! Tak sedikitpun terbesit niat tuk seperti sekarang ini. Akupun rindu sajak-sajak pertikaian kita. Canda tawa. Bahkan mungkin jauh lebih rindu dari kalian yang tengah asyik bergurau. Saling debat lewat tatapan mata.
Andai kalian tahu seperti apa keadaan yang tengah menjepit ini. Yang terus mendesak tak memberi ruang. Sungguh! Akupun ingin seperti dulu, yang sering aktif tak kenal absen. Tapi apa mau dikata, lagi-lagi keadaan seakan mencekik. Sungguh! Tak sedikitpun terbesit niat tuk seperti sekarang ini. Akupun rindu sajak-sajak pertikaian kita. Canda tawa. Bahkan mungkin jauh lebih rindu dari kalian yang tengah asyik bergurau. Saling debat lewat tatapan mata.
Lalu aku bisa apa?
Andai kalian tahu seperti apa keadaan yang tengah menjepit. Egoisnya waktu yang terlalu banyak memanggil. Membuka jalan hingga tak tahu lagi harus pilih jalan apa. Sungguh! Tak pernah terbesit niat untuk melepas tangan. Bersandar pada rasa tidak peduli, pula tak bertanggung jawab. Sungguh! Aku tak mengharap rasa kasihan kalian. Sebab yang tengah kujalani bukanlah hal yang menyiksa jasmaniku. Bukan. Sungguh bukan yang seperti itu, Hanya saja, batinku terasa limbung. Terlalu banyak pilihan. Sungguh! Aku hanya butuh pengertian dari kalian, kawan. Sedikit saja agar aku tak merasa menjadi kacang lupa kulitnya.
Komentar
Posting Komentar