Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

Catatan terakhir...

Bagaimana ini (2)

123 hari sejak nenek berpulang, dan aku masih sering menangis. Di pagi dan siang hari saat aku seorang diri di rumah atau malam sebelum tidur. Banyak hal yang mengingatkanku pada nenek. Ingatan tentang hari-hari terakhir beliau, kebaikan-kebaikannya sepanjang hidupku, dan ketabahannya yang ternyata jauh lebih besar dari yang kuduga. Hatiku sedih dan terenyuh di waktu yang sama.  Rasanya sesak, tetapi aku tidak punya pilihan lain selain mendoakannya.  Bagaimana ini? Aku takut rinduku, air mataku, dan perasaan sedih ini jadi menyusahkan beliau di sana. Aku bukannya tidak ikhlas. Aku hanya rindu.. Rindu yang berakhir dengan air mata dan rasa sedih. Ternyata, kehilangan karena kematian adalah luka yang akan dibawa seumur hidup. Bukan karena kita tidak ikhlas, tetapi karena kesadaran bahwa kita tidak akan bertemu lagi di dunia ini. Bahwa kita tidak bisa memeluknya lebih lama. Bahwa kita mulai lupa aroma tubuhnya. Luka itu besar dan menganga, namun tidak terlihat. Entah seratus, ser...

Ketemu Lagi :)

Kak,  malam ini kutemui dirimu lagi,  dalam layar persegi telepon selulerku. Malam ini kutemui dirimu lagi,  dengan senyum yang khas itu. Kulihat kamu begitu sumringah, juga menawan. Syukurlah aku masih bisa melihat wajah yang selalu kurindu itu. Tapi kak, Biar di sini saja kusampaikan, kalau sejujurnya aku sering iri dengan mereka yang punya banyak foto bersamamu. Dengan mereka yang lebih dulu menghabiskan banyak waktu denganmu. Aku ingin lebih lama,  andai masih bisa kembali. Kak, bagaimana ini? Aku sudah berjanji untuk berdamai dengan perasaanku. Tetapi jemariku masih sering mencari-cari dirimu di dunia maya. Aku ingin bertemu sekali lagi kak. Ingin memelukmu dan mengambil banyak gambar dengan senyum terbaik kita. Ingin kusampaikan kalau aku sayang kamu, meski mungkin dengan suara yang lirih, wajah yang memerah karena malu atau dengan tangis siap kehilangan. Aduh, Harusnya aku tak seperti ini. Maafkan Amma ya Allah. Maafkan Amma juga ya kak. (to ...

Perempuan di Depan Cermin

Selama ini hidupnya baik-baik saja Ke sekolah setiap hari Belajar walau tak giat Kerja PR walau kadang kelabakan Ikut kompetisi ini itu, Kalau menang Alhamdulillah Kalau kalah ya dinikmati Selama ini hidupnya baik-baik saja Menghabiskan kue-puding buatan mama Meminta bapak mengantar ke mana-mana Mengganggu adik sampai menangis Atau sibuk mengagumi kakak-kakak seorganisasi Selama ini hidupnya baik-baik saja Menghabiskan lembar-lembar novel walau membacanya begitu lelet Menulis puisi walau tak seindah para pujangga Menyanyikan lagu kesukaan walau suaranya sumbang berisik Tak lupa menonton drama walau hanya ada tiga judul yang diputar berulang Selama ini hidupnya baik-baik saja Pergi pagi-pulang siang,  kalau sore ditelepon berkali-kali,  malam apalagi Menikmati liburan, yang selalu saja hanya di rumah Jika waktu perpisahan sekolah tiba dan rekreasi sudah di depan mata, ia menyiapkan hati untuk dibawa ke rumah nenek Mama bapaknya tidak akan mengizinkan si ana...

Sebuah Pertemuan

“Allahumma innii as-aluka khoirol mauliji wa khoirol makhroji bismillaahi wa lajnaa wa bismillaahi khorojnaa  wa’alallohi robbina tawakkalnaa” Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, blogku tercinta, terkasih, tersayang,  dan terabaikan. Tak apa kan jika kuawali perjumpaan kita tahun ini dengan doa sebelum masuk rumah,  hehehe. Sudah lama sekali aku tidak mengunjungimu. Lihat, kamu penuh debu dan uh,  ada banyak sarang laba-laba di sana ckckck. Maafkan Amma yah karena sudah terlalu jauh melangkah tanpa pernah berbagi lagi sama kamu. Aku selalu ingat kok sama kamu,  hanya saja setiap kali mau menulis, entah kenapa selalu ada pikiran kedua yang seakan bilang, "tidak usah dituliskan,  lebih baik kamu simpan saja sendiri" Itu salah satu suara paling egois dan resek yang sering kali kudengar dari dalam hati, lebih parah lagi,  kadang disertai banyak rutukan, jadinya kuurungkan untuk berbagi denganmu. Sudah lewat perte...