Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

Catatan terakhir...

Bolehkan?

Kusebut kamu dalam doaku di hari Arafah, bolehkan? 

Dibuang Sayang~ Part 2

Musim Panen Sepanjang perjalanan diiringi padi yang menguning, tumpukan karung gabah, dan petakan terpal di depan rumah penduduk. Diawasi kanak-kanak dengan sebatang kayu di tangan. Tak lupa dikibarkan kantong plastik di bagian ujungnya, siap untuk mengusir burung yang hendak mematuk, namun lebih sering mengusir ayam yang berdatangan.  Nenekku, seorang petani yang menggarap sawah orang lain. Dan tentu saja masa kecilku juga pernah seperti itu. Dengan alibi menjaga gabah, padahal malah asik main sendiri di bawah pohon, meletakkan kayu pengusir ayam, dan baru beranjak ketika kulihat nenek atau mama keluar mengecek. Setelahnya, gabah-gabah yang dijemur itu akan diolah menjadi beras. Ini bagian yang paling kusukai. Karena di kampungku nyaris tak ada pabrik keliling, maka gabah sekarung dua karung akan dibawa ke pabrik gabah yang tempatnya di ujung kota. Kau harus mendengar suara mesinnya yang nyaring berisik. Melihat bangunannya yang gelap, luas, dan bertingkat papan. Menu...

Dibuang Sayang~ Part 1

Entahlah, sejauh ini aku lebih dominan menjadi pengamat. Kiri kananku kosong, mungkin telah maju ke barisan paling depan memberi semangat. Sejauh ini, hanya jika pertandingan akan dimulai barulah aku berdiri, bersorak secukupnya mungkin sebab pagi tadi hanya sarapan segelas energen coklat dan dua potong roti. *Tidak ada keterangan tempatnya **Tapi agaknya ini waktu Ramah Tama Maba Poltekkes 2016 ***18 Agustus 2016

Dibuang Sayang~

Di ponselku, ada banyak sekali catatan rupanya. Karena RAM yang sudah membludak isinya, maka kutampung saja rupa-rupa kata itu di sini. Esok lusa kalau kau membaca blog ini,  barangkali kau akan menemukan dirimu di dalamnya. Iya, kamu. Tapi itu barangkali. *Maros, 01 September 2017