Langsung ke konten utama

Catatan terakhir...

Bolehkan?

Kusebut kamu dalam doaku di hari Arafah, bolehkan? 

Yang Timbul dan (berusaha) Ditenggelamkan

Ini postingan dadakan, ngetiknya pun di hape. Jadi kalau typo dan tidak jelas harap maklum.

Anu, sebenarnya ini request dari seseorang yang... ekhem, baji' sekali baperannya. Dikiranya mungkin jago sekali meka nulis,
padahal deh.... memang jago *biarma narsis, blogku ji :P hahaha

Entah sejak kapan saya jadi akrab sama dia, lama mi baa, padahal dia mantanku, biasanya kan kalo anak sekolahan sama mantannya nda mau mi baku bicara untung baik hati ja mau jadi teman curhatnya *eh yes, ada orang ta'bangka haha... mantan musuh bebuyutan maksudku. Kalau kuingat-ingat kejahilanku ke dia, gat nyangka aja gitu bisa jadi kayak sodara sama dia. Terus tempo hari, eh dulu-dulunya kemarin, kemarin-kemarinnya kemarin, sotta'-sotta' ka tebak seseorang yang selalu kasih baperki, dan yes, tojeng ternyata. Mungkin itumi namanya sotta'-sotta' berhadiah wkwk...

Tunggu, pusinga' apa mau kuceritakan tentang dia dan si Anu, intinya kasian ki mantanku karena harus menanggung beban kebaperan hampir tiap hari, kemana-mana selalu sama si Anu, dan si Anu pun, apa-apa selalu konsul ke dia. Tapi nda bisa juga tawwa disalahkan si Anu sepenuhnya, karena na anggap sahabat baekmi si Dia. Dia iya, kenapa selalu baper sama si Anu. Haha, apa omong ini kah, remvongnya cerita pake istilah 'anu' dan 'dia'.

Oke, kupake saranmu untuk pake nama samaran, hmmm... Kau jadi Kumbang, Si Anu jadi Bunga.

Cuss, lanjut...

Jadi, Bunga dulu adalah teman baikku, sampai sekarang juga masih jadi teman baik, cuma karena kesibukan masing-masing, jarang sekali meka kontekan. Dia aktif di fb, saya bbm. Pernah beberapa kali ketemu pas ada event, dan yaaah, dia sudah punya teman baru, saya juga.  Kuselipkan satu rindu untuk dia dalam tulisan ini. Kangeeeen banget hujan-hujanan sama Bunga, hiks :')

Nah, karena kemudian banyak hal yang membuat mereka selalu berinteraksi, mungkin itulah yang membuat si Kumbang semakin sering baper, untung saja dia punya prinsip untuk sukses dahulu, no pacaran, no hts, yaah,meskipun saya selalu ji kuejek ttm, haha maafkan diriku.

Eh, tentang kebaperan yang selalu timbul dan berusaha kau tenggelamkan, tenggelamkanlah dengan cara yang benar  kalaupun ia timbul kembali, bahkan mungkin berkali-kali, maka biarkan ia timbul dengan cara yang tepat. Redamlah ia selagi kau bisa, baper berkepanjangan dapat mengakibatkan cidera hati.

Apa lagi dii'? hmm... sorry Kumbang lagi malas ka nyastra :P Kepenutupan meki mungkin, pegalmi jariku mengetik di hape.

Jadi intinya, Kumbang, apapun sekarang yang muhadapi, jalani saja, stay strong, keep istiqomah, bagus itu niatmu untuk fokus ke cita-citamu dulu, tapi ingat, jangan cuma niat, harus ada bukti nyata. Terus, tentang Bunga, nda salah jeko kalo baper, baper itu biasa, yang penting jangan jadi koper (korbang perasaang). Lagian juga Bunga itu orang yang baik, cantik, pintar pula, mungkin kalau saya jadi kau, baper meka juga haha...

Oiya, karena kayaknya masih panjang urusanmu sama Bunga, jaga baek-baeki nah, apalagi kalau pergi barengko, kurang-kurangi kebaperanmu, nda adapi dijual di apotek obat anti baper. Bagaimanapun dia itu sahabatku, sama kayak kau, kalian berdua itu sodara yang punya tempat tersendiri di hatiku. Jangko sampai sakiti, apalagi hatinya, ingat dia perempuan, mengalah meko, kalo kau tersakiti kan sudah jeka pesan untuk stay strong tooh, hahaha...

Terakhirki ketemu pas di kantor kependudukan toh? Kapan-kapan hayuuk meet up berlima, sama Bunga dan 3D

Apalagi dii'? Hm... sorry kalo nda sesuai dengan keinginanmu ini tulisan, kan sudah meka bilang toh, lama meka nda menulis. Eh, satu pi.. Dilarang protes tentang nama samaran, bagus itu nda kusamarkan namamu jadi Kembang :P

Sengaja nda bilang-bilang, kau tompa nanti yang temukan ini postingan gaje.

Sudahmi nah hahaha

Wassalam

*Maros, 190516

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku layak, Aku berharga.

Aku pernah merasa sakit, lebih tepatnya merasa tersakiti. Aku pernah merasa ditinggalkan, padahal aku sendiri yang mundur dengan jelas. Aku pernah merasa tidak berharga. Pertanyaan-pertanyaan penuh duri berkelindan di kepalaku. Apakah aku setidakberharga itu untuk diperjuangkan? Apakah aku setidaklayak itu untuk mendapatkan cinta yang tulus? Kurangku apa? Salahku dimana? Aku sudah belajar dan mengupayakan banyak hal, termasuk hatiku, tapi apa yang aku dapatkan?  Kemudian aku berpikir, sebenarnya validasi dari siapa yang kutunggu? Aku cukup dan aku berharga.  Aku sangat berarti untuk keluargaku, sahabatku, dan orang-orang yang ada di sekelilingku. Bagi diriku sendiri. Dan yang paling penting, aku sangaaaaat dicintai oleh Allah, pemilikku. Tempat pulangku. Amma, orang-orang yang dulu membuatmu menangis sesenggukan hanya tidak sanggup melihat cahayamu yang berkilau. Mereka menutup mata dan menghindar. Mereka menyerah dan memilih pergi tanpa menyelam lebih dulu mencari mutiara yan...

First Page of 2025 : Refleksi 10Tahun Bersama Blog-ku Tercintaaaa!!!!!

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh. Annyeong ayyuhannas! Mari memulai postingan pertama di 2025 ini dengan menyebut nama Allah. Alhamdulillahilladzi bini'matihi tathimusshalihat. Alhamdulillah 'ala kulli hal. Masyaa Allah, Allahumma Bariik. Jujur saja agak speechless dengan judul di atas. Dengan izin Allah 10 tahun lebih dibersamai blog ini, huhuhu terharu :') Suka duka, marah-marah, teriakan gak jelas, puisi, cerpen yang agak alay, sumpah serapah, dan doa-doa pernah kuposting di sini.  Sekira tahun 2012 atau 2013, pertama kali kukenal platform ini: Blogger. Dikenalkan dan diajarkan oleh guru TIK-ku di SMP, Kak Abhe, beberapa kali buat blog, lalu lahirlah blog ini di 2014, terinspirasi dari kakak-kakak FLP CaMar yang waktu itu rata-rata ngepost tulisannya di blog. Lalu di tahun yang sama aku bergabung dengan komunitas blogger pelajar di Maros.  10 tahun bersama, kalau membesarkan anak harusnya sih sudah kelas 4 SD yah. 10 tahun bersama, kalau saja konsisten nge...

Ternyata Aku Pernah Sekecewa Ini

Mama, kupikir aku sedang memulai buku baru dalam hidupku. Ternyata mungkin ini hanya bab baru yang ingin mengajarkanku untuk ikhlas, berserah, dan berpasrah sepenuhnya hanya pada Allah.  Mama, aku ingin bercerita panjang denganmu, ingin bertanya banyak hal tentang hatiku yang kini tak karuan. Mama, ada sesak dalam dadaku yang tak bisa kuungkapkan, tak kutemukan tempat senyaman dirimu untuk bercerita dengan jujur dan lepas. Belakangan, sesak ini makin menyiksa dan membuatku sering menangis saat sedang sendiri, sesaat sebelum tidur, saat mandi, saat makan, bahkan saat sedang berkendara. Aku harus bagaimana Ma? Sudah kubawa perasaan campur aduk ini dalam sujud dan tengadah tangan di malam hening. Setelah puas menangis, kurebahkan tubuhku di atas sajadah. Kuusap-usap lantai yang dingin itu. Duhai, Mamaku yang paling kusayang kini terbaring di bawah tanah, dan entah mengapa dalam posisi ini aku merasa amat dekat dengan Mama. Kadang aku jatuh tertidur, kadang pula tangisku semakin jadi, ...