Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

Catatan terakhir...

Bagaimana ini (2)

123 hari sejak nenek berpulang, dan aku masih sering menangis. Di pagi dan siang hari saat aku seorang diri di rumah atau malam sebelum tidur. Banyak hal yang mengingatkanku pada nenek. Ingatan tentang hari-hari terakhir beliau, kebaikan-kebaikannya sepanjang hidupku, dan ketabahannya yang ternyata jauh lebih besar dari yang kuduga. Hatiku sedih dan terenyuh di waktu yang sama.  Rasanya sesak, tetapi aku tidak punya pilihan lain selain mendoakannya.  Bagaimana ini? Aku takut rinduku, air mataku, dan perasaan sedih ini jadi menyusahkan beliau di sana. Aku bukannya tidak ikhlas. Aku hanya rindu.. Rindu yang berakhir dengan air mata dan rasa sedih. Ternyata, kehilangan karena kematian adalah luka yang akan dibawa seumur hidup. Bukan karena kita tidak ikhlas, tetapi karena kesadaran bahwa kita tidak akan bertemu lagi di dunia ini. Bahwa kita tidak bisa memeluknya lebih lama. Bahwa kita mulai lupa aroma tubuhnya. Luka itu besar dan menganga, namun tidak terlihat. Entah seratus, ser...

Pada Siapa?

Pada mata-mata yang tertinggal oleh waktu Disesapnya oksigen ke parunya Dibendungnya angkasa dengan luas lautan Diabaikannya damai hijau yang keriput terpanggang mentari Selagi hujan, nikmatilah jemari Kelak, ketika kemarau meraja, kau akan rindu pada syair merdu dari balik atap Seperti angin yang bertiup ringkih Seperti langit dan laut yang menyetia Pada siapa kau akan menggenggam? *finally, salah fokus **H-5 ***Maros, 300316

Mimpi, Tak Bisakah Lebih Lama? :(

Antara rindu dan lupa, mimpi adalah lintasan yang penuh misteri. Mimpi membawa sepapan kelegaan dengan indikasi kerinduan, dan efek samping menyesakkan. Mimpi mungkin karena kerinduan yang begitu dalam, atau karena dalam kenyataan kita lupa. Kau pernah merasakan rindu yang hampir lupa dan menyapamu dalam mimpi? Yang kemudian, ketika kau terbangun, pelupuk matamu berembun, dan hatimu berharap bisa bermimpi lebih lama? Yang bodohnya, di dalam mimpi, rindumu belum terbayar lunas, dan kau belum sempat menyatakan kerinduan, bagaimana rasanya? Amma rinduuuu :'( *Maros, 190316

Kakak :)

Aku memang tidak punya kakak yang lahir dari rahim mama. Tapi, di luar sana, Allah mengirimkan kakak-kakak yang lahir dari rahim organisasi, rahim-rahim senyuman, dan rahim-rahim pertemanan, yang mungkin, jika kutuliskan dalam catatan ini, akan melebihi jumlah kakak yang dimiliki teman-temanku. Semoga, setiap ilmu dan pengalaman yang kita bagi bersama -lebih tepatnya, yang dibagikan kepada Amma, bisa bermanfaat dan bernilai jariyah. Terima kasih untuk setiap kakak yang telah berbaik hati menganggap Amma sebagai adiknya, dan untuk setiap nasihat, kritik  dan petunjuk ta . *Selepas nge-ice cream mello (080316)