Masihkah kita tega berhura-hura di tengah duka saudara kita? Menyerbu langit dengan gempita mercun Tak sadarkah kita bahwa penjuru langit hendak melaknat? Atas ketamakan membakar rupiah di depan matanya Sampai hatikah kita bersenandung, berlenggak-lenggok? Sedang di sana saudara kita dirundung pilu dan derita Tak tersentuhkah menatap tetes kesedihannya? Sedikit saja, walau di balik layar kaca Saudaraku, Belum lagi pulih Banjarnegara Masih tersisa pula gemetar dan cemas di Ternate Lalu, tersentak lagi oleh hilangnya pesawat AirAsia Dan kini, dengan bangganya ada yang menertawakan langit Melayangkan serangan, walau berupa petasan Meniup terompet, berpesta pora Hei, negeri kita tengah berduka Anak-anak menangis, menjerit Jenazah mengapung di lautan sana Sebagian hilang Menyisakan tanya, Dimanakah nuranimu? Maros, 31122014- 23.35
Sebab kata yang tak sanggup kulisankan itu enggan kutelan.