Langsung ke konten utama

Postingan

Catatan terakhir...

Bagaimana ini (2)

123 hari sejak nenek berpulang, dan aku masih sering menangis. Di pagi dan siang hari saat aku seorang diri di rumah atau malam sebelum tidur. Banyak hal yang mengingatkanku pada nenek. Ingatan tentang hari-hari terakhir beliau, kebaikan-kebaikannya sepanjang hidupku, dan ketabahannya yang ternyata jauh lebih besar dari yang kuduga. Hatiku sedih dan terenyuh di waktu yang sama.  Rasanya sesak, tetapi aku tidak punya pilihan lain selain mendoakannya.  Bagaimana ini? Aku takut rinduku, air mataku, dan perasaan sedih ini jadi menyusahkan beliau di sana. Aku bukannya tidak ikhlas. Aku hanya rindu.. Rindu yang berakhir dengan air mata dan rasa sedih. Ternyata, kehilangan karena kematian adalah luka yang akan dibawa seumur hidup. Bukan karena kita tidak ikhlas, tetapi karena kesadaran bahwa kita tidak akan bertemu lagi di dunia ini. Bahwa kita tidak bisa memeluknya lebih lama. Bahwa kita mulai lupa aroma tubuhnya. Luka itu besar dan menganga, namun tidak terlihat. Entah seratus, ser...

Bukan Resensi : Tentang Kamu

Tentang Kamu, by Tere Liye "Ini toh, dari awal kisah hidupnya sedih terus ki, Am"  Begitulah kira-kira yang dikatakan si Empunya buku, ketika kutanya perihal jalan cerita novel ini. Awalnya dia cuma bilang, "Ada novel baruku. Dua. Novelnya Tere Liye. Mauko pinjam?" hoho, enak sekali punya teman kayak ini anak, dengan senang hati menawarkan. Mengingat kecepatan laju reaksi *eh salah* mengingat kecepatan membaca saya yang lambannya minta ampun, dan  sudah lama juga tidak baca novel, maka perlu pertimbangan mendalam untuk menerima atau menolak tawaran baik hatinya itu. Singkat cerita, karena terlalu lama memutuskan, akhirnya novel yang lebih tipis sudah dipinjam sama Ayu. Jadilah saya yang meminjam novel setebal 524 halaman ini (dalam hati, mak, tebalnya ini novel, berapa hari baru bisa kuselesaikan)  Iin bahkan menyelesaikan buku ini dalam dua hati, eh dua hari maksudnya. Sedang diriku? Entah hari apa dan tanggal berapa buku ini berada di tanganku,...

Bukan Kau (3)

Dia tengah membangun istana kebaikan Mengokohkan pondasi iman Mendirikan pagar-pagar ketaqwaan Menyusun dinding perlindungan Mengumpulkan satu demi satu impian Menundukkan pandangan Menjauhi kemungkaran Tetapi istananya, Bukan untukmu Maros , 150216

Bukan. Kau. (2)

Seseorang bertanya pada hatinya Tak lagi perih dirasa Rupa-rupa luka Telah gugur satu-satu Hatinya kembali utuh Mungkin, untuk insan yang baru *Baji Gau 10, 161216 #bengbengmodeon

Bahagiaja'

Selamat datang di waktu mid dan jadwal yang padat, Am. Selamat menikmati dilema antara kampus, maros, dan tugas. Selamat melewatkan quality time , seperti walimahan Kak Alif dan Kak Ira, juga kedatangan Kak Iis yang begitu singkat. Selamat menjalani kesibukanmu. Kalau kata senior, nikmati saja prosesnya. Oiya, jangan lupa makan. :) *Baji Gau III, 251016. **Batal pulang lagi, padahal mauta ketemu sama kakak-kakak :(

Keep Strong, Am!

Yang harus selalu kau syukurkan adalah jalan yang Allah tetapkan untukmu. Jalan dimana waktu terasa begitu cepat berlalu, dan tugas yang saling memburu. Yang kau jalani ini, Am, redamlah keluh kesahmu hanya pada Allah, meski rindumu kian membuncah pada mama, bapak, dan adik-adikmu. Yang kau kerjakan itu, Am, semogalah bernilai ibadah dan lelahmu menjadi semangat. Just do your best, Am! Keep Allah in your heart, and let your dreams coming true! :) Baji Gau III, 200916

Empat Tahun Kehilangan dan Hari-Hari yang Membersamainya

Ada rindu yang memenuhi hati dan pikiranku. Tentangmu, dan kepergianmu. Ada banyak hal yang ingin kuceritakan, tapi kutahu kau tak lagi mendengarnya. Tentang orang-orang yang silih berganti datang dan pergi. Tentang hidupku, yang kuupayakan untuk baik-baik saja. Tentang  Alifku yang beranjak SD dan Fahmiku yang disebut-sebut persis Amma kecil. Sungguh banyak sekali. Tapi, apa yang bisa kulakukan selain menitipkan titik-titik rindu ini lewat doa-doa dan mengharap hadirmu dalam mimpi? Semoga kita dikumpulkan kembali, kelak di Surga-Nya :') *Mks,070916