123 hari sejak nenek berpulang, dan aku masih sering menangis. Di pagi dan siang hari saat aku seorang diri di rumah atau malam sebelum tidur. Banyak hal yang mengingatkanku pada nenek. Ingatan tentang hari-hari terakhir beliau, kebaikan-kebaikannya sepanjang hidupku, dan ketabahannya yang ternyata jauh lebih besar dari yang kuduga. Hatiku sedih dan terenyuh di waktu yang sama. Rasanya sesak, tetapi aku tidak punya pilihan lain selain mendoakannya. Bagaimana ini? Aku takut rinduku, air mataku, dan perasaan sedih ini jadi menyusahkan beliau di sana. Aku bukannya tidak ikhlas. Aku hanya rindu.. Rindu yang berakhir dengan air mata dan rasa sedih. Ternyata, kehilangan karena kematian adalah luka yang akan dibawa seumur hidup. Bukan karena kita tidak ikhlas, tetapi karena kesadaran bahwa kita tidak akan bertemu lagi di dunia ini. Bahwa kita tidak bisa memeluknya lebih lama. Bahwa kita mulai lupa aroma tubuhnya. Luka itu besar dan menganga, namun tidak terlihat. Entah seratus, ser...
Kalau ada sesuatu yang kurindukan saat ini, maka itu adalah KAMU. Iya, Kamu RAHMAH.
Kapan kamu kembali menjadi Rahmah yang kukenal? Sekarang sudah November. Hujan kembali datang. Setahun lalu, di bawah rinai hujan, semangatmu tak padam sama sekali. Setahun lalu, hujan-hujanan adalah hobimu.
Sekarang sudah November. Hujan kembali datang. Tidakkah kau ingin merasakan guyurannya sekali saja?
I really miss you :(
*Hujan 11 November 2015
Komentar
Posting Komentar