Langsung ke konten utama

Postingan

Catatan terakhir...

Surat untuk Kak Iis yang jauuuh di sana

Hai kak! Di dunia lagi banyak trend baru loh.  Dulu tuh, camping, mendaki, menurutku sesuatu yg susah buat dilakuin, tapi hari-hari ini jadi sering lihat postingan orang-orang lagi hiking, wisata alam juga makin banyak yang bisa di-explore. Terus ada juga trend jogging yang saking nge-trend-nya tuh sampai ada jokinya kak. Joki strava namanya, orang lain yang lari, tapi kita yg ngeklaim dan posting pace strava-nya wkwk. Trend tiktok yang dari dulu memang sudah ada, sekarang makin banyak gayanya. Dari yang stecu-stecu, velocity, hmm apa lagi di', banyak dek pokoknya. Kayaknya tiap bulan tuh, adaaa aja trend tiktokan baru. Terus ini yang paling canggih menurutku kak, AI. Dibaca ei-ai. Semacam google tapi dia lebih hebat, bahkan bisa visualisasikan gambar dan video cuma dari deksripsi yang kita ketik. Agak ngeri dikit sih yah kalau di tangan orang yang salah. Di IG ku juga sering muncul isu-isu mental health, makin banyak orang yang aware. Terus, kalau dulu kita cuma tahu empat jenis k...

Semoga Lupa

Sebenarnya, ada banyak sekali yang ingin kutuliskan di sini. Tentang luka - luka yang kugoreskan sendiri dan ditancapkan orang lain pada diriku. Tentang kisah saling menyakiti dan egoisme yang tak kunjung reda. Tentang air mata yang semakin hari kian tak tahu diri, jatuh tanpa permisi. Tentang cerita lama yang berulang kali terjadi. Itu lagi. Itu lagi. Sekiranya bisa, ingin kuhapus saja semua kenangan pahit. Jangan lagi ada kata dendam. Luka-luka ini, biar kuobati sendiri. Tapi, bisakah manusia saling menyelamatkan saja? Aku, ingin sekali bercerita. Aku, ingin sekali bercerita. Kuulang lagi. Kuulang lagi. Lalu kutelan kembali mentah-mentah. Entah sampai kapan, yang kutahu, Allah satu - satunya tameng kekuatan. Sudah cukup kekhilafan yang kusaksikan. Mohon Allah, jangan biarkan aku khilaf. *** Kutitipkan catatan ini di sini. Semoga kelak, ketika kubaca kembali, kisah ini sudah terganti dengan cerita-cerita indah yang kurindukan sejak lama. Semoga kelak, ketika kubaca kembali, ...

Rabbi..

Rabbi.. mohon beri kekuatan. Rabbi.. mohon lapangkan kesabaran. Rabbi.. mohon tambahkan waktu kami bersama Juli.. sudah cukup luka, mohon jangan tambah jadi duka. Aku takut. Benar-benar takut kehilangan. Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadzolimin.

Benarkah Aku Sedang Patah Hati?

Sejak tadi postingan ini tak jadi-jadi. Ketik.  Hapus. Ketik. Hapus. Padahal cuma mau bilang kalau kayaknya Amma lagi patah hati deh. Eh tapi entahlah. Katanya sih patah hati, tapi dari tadi lihat foto sepasang pengantin baru malah senyam senyum sendiri. Pengen galau, tapi apa yang mesti digalaukan? Pengen nangis tapi juga tidak punya alasan yang jelas. Apa ini yang namanya kalah sebelum berjuang? Tapi kenapa aku juga merasa amat bahagia. Hatiku patah sambil berbunga. Istilah macam apa itu. Aduh, kenapa patah hatiku serancu ini. Dasar aku. Maros, 14 Oktober 20 19

Kzl!

Kenapa bodoh sekali? Kenapa menyakiti diri sendiri? Kamu itu kenapa sih? Katanya jangan lupa makan Tapi makanmu sendiri kau abaikan Lama-lama aku kzl juga sama kamu! *** Di depan Lelong, Pasar Ikan. Sambil Nungguin Mama. Ahad, 08 September 2019 (dari Amma kepada Amma)

Jahat

Aku tak ingin jadi jahat Tak ingin mematahkan apalagi menghancurkan Tolong, kamu berhenti di situ saja Kalau kamu mendekat, bisa bisa aku jadi nekat Aku tak ingin jadi jahat Tak ingin kamu kecewa apalagi jatuh sakit Tolong, tak bisakah kita biasa saja Biar kita lebih leluasa Aku tak ingin jadi jahat Tak ingin ada luka apalagi jadi duka Tolong, jangan minta aku berpuisi lagi Sebab, barangkali puisiku hanya ilusi Aku tak ingin jadi jahat Sebab aku juga pernah patah Bahkan hancur berkali-kali Rasanya biar aku saja yang cicipi Aku tahu kamu baik, Tapi semakin kamu mendekat Semakin hatiku menjadi takut Jadi bisakah kita berjarak? Aku pamit, permisi Kamu tolong jaga diri Dan jangan sakit lagi Maaf, aku terlanjur jadi jahat.  Maros,  07 September 2019

Sudah September!

Gud mowning my blog!  Sudah September, katanya ini bulan ceria. Agustus kemarin banyak cerita. Aku menangis berkali-kali. Di atas sajadah, di musholah kampus, di atas motor, di dalam kamar,  di dalam hati, di ruang keluarga, di dalam wc. Pokoknya berkali-kali. Tapi bukan itu yang ingin kusampaikan. Foto-foto di galeriku banyak sekali. Wajahku cantik, dipoles-dilukis. Bekas luka di bawah mata jadi tak nampak. Pokoknya, aku bahagia. Terbayar sudah rasa B aja saat ujian meja dan yudisium. Mendadak,  aku jadi punya banyak boneka.  Sudah September, katanya ini bulan ceria. Tapi kemarin aku sakit. Magku kambuh tengah malam, seperti biasa. Dengan gejala yang sudah hapal betul tapi masih juga kewalahan. Demam-Meriang-Mual-Muntah-Diare. Capek juga bolak-balik wc wkwkwk. Sampai sekarang perutku masih alay, susah diajak kompromi. Tapi tak apa,  yang penting aku kuat. Eh, maksudku yang penting Allah kuatkan. Hehehe. Sudah September, katanya ini bulan ...

Ketemu Lagi :)

Kak,  malam ini kutemui dirimu lagi,  dalam layar persegi telepon selulerku. Malam ini kutemui dirimu lagi,  dengan senyum yang khas itu. Kulihat kamu begitu sumringah, juga menawan. Syukurlah aku masih bisa melihat wajah yang selalu kurindu itu. Tapi kak, Biar di sini saja kusampaikan, kalau sejujurnya aku sering iri dengan mereka yang punya banyak foto bersamamu. Dengan mereka yang lebih dulu menghabiskan banyak waktu denganmu. Aku ingin lebih lama,  andai masih bisa kembali. Kak, bagaimana ini? Aku sudah berjanji untuk berdamai dengan perasaanku. Tetapi jemariku masih sering mencari-cari dirimu di dunia maya. Aku ingin bertemu sekali lagi kak. Ingin memelukmu dan mengambil banyak gambar dengan senyum terbaik kita. Ingin kusampaikan kalau aku sayang kamu, meski mungkin dengan suara yang lirih, wajah yang memerah karena malu atau dengan tangis siap kehilangan. Aduh, Harusnya aku tak seperti ini. Maafkan Amma ya Allah. Maafkan Amma juga ya kak. (to ...