123 hari sejak nenek berpulang, dan aku masih sering menangis. Di pagi dan siang hari saat aku seorang diri di rumah atau malam sebelum tidur. Banyak hal yang mengingatkanku pada nenek. Ingatan tentang hari-hari terakhir beliau, kebaikan-kebaikannya sepanjang hidupku, dan ketabahannya yang ternyata jauh lebih besar dari yang kuduga. Hatiku sedih dan terenyuh di waktu yang sama. Rasanya sesak, tetapi aku tidak punya pilihan lain selain mendoakannya. Bagaimana ini? Aku takut rinduku, air mataku, dan perasaan sedih ini jadi menyusahkan beliau di sana. Aku bukannya tidak ikhlas. Aku hanya rindu.. Rindu yang berakhir dengan air mata dan rasa sedih. Ternyata, kehilangan karena kematian adalah luka yang akan dibawa seumur hidup. Bukan karena kita tidak ikhlas, tetapi karena kesadaran bahwa kita tidak akan bertemu lagi di dunia ini. Bahwa kita tidak bisa memeluknya lebih lama. Bahwa kita mulai lupa aroma tubuhnya. Luka itu besar dan menganga, namun tidak terlihat. Entah seratus, ser...
Mau ngeluh capek tapi emang capek. Ya udah sih capek aja. Semoga capek-capek ini berhadiah umroh dari Allah, didampingi mahram: boleh sama Bapak, sama adek, sama Omku, sama suami, sama bestie, dan boleh banget sekeluarga. Bismillah Allahu Akbar, 2025 road to Baitullah. Aamiin yaa Allah. Maunya sih Februari ya, tapi kalau Allah kasih rezeki di Bulan Ramadhan atau Syawal, gapapa banget kok yaa Allah. Hehehe Semoga capek-capek ini berhadiah sholat yang lama, khusuk, dan tenang.... di Masjidil Haram, di Hijr Ismail, di Masjidil Nabawi, di Raudhah, di Masjid Quba. Dan, sholat di Masjidil Aqsa dalam keadaan yang merdeka. Aamiin Yaa Allah. Semoga capek-capek ini berhadiah haji mambrur via furoda di usia muda, sehat, dan diridhai Allah. Semoga capek-capek ini berhadiah surga dari Allah. Berhadiah kepulangan yang tenang dan bahagia, irji'i ilaa rabbika radiyatan mardhia... Fadhuli fii ibadi... Fadhuli jannati... Maros, 02 Des 2024