Sebuah Pertemuan

“Allahumma innii as-aluka khoirol mauliji wa khoirol makhroji
bismillaahi wa lajnaa wa bismillaahi khorojnaa 
wa’alallohi robbina tawakkalnaa”

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, blogku tercinta, terkasih, tersayang,  dan terabaikan. Tak apa kan jika kuawali perjumpaan kita tahun ini dengan doa sebelum masuk rumah,  hehehe. Sudah lama sekali aku tidak mengunjungimu. Lihat, kamu penuh debu dan uh,  ada banyak sarang laba-laba di sana ckckck.

Maafkan Amma yah karena sudah terlalu jauh melangkah tanpa pernah berbagi lagi sama kamu. Aku selalu ingat kok sama kamu,  hanya saja setiap kali mau menulis, entah kenapa selalu ada pikiran kedua yang seakan bilang,

"tidak usah dituliskan,  lebih baik kamu simpan saja sendiri"

Itu salah satu suara paling egois dan resek yang sering kali kudengar dari dalam hati, lebih parah lagi,  kadang disertai banyak rutukan, jadinya kuurungkan untuk berbagi denganmu.

Sudah lewat pertengahan 2019, satu semester andai kita di sekolah. Pun di tahun sebelumnya aku menyembunyikan banyak hal sama kamu. Padahal, kalau dipikir-pikir, kamu jauh lebih sabar dari semua temanku, dan terpenting,  kamu adalah pendengar setia tanpa perlu banyak bertanya, tanpa perlu melempar ekspresi tak setuju atau raut tidak mengerti. Kamu tidak banyak protes, bahkan tak pernah sama sekali. Kamu bisa menampung segalanya,  meski Allah tentu tempat yang paling utama untukku berkeluh kesah, berbagi cerita, dan tempatku kembali.

Kamu tahu tidak,  berkali-kali aku berpikir nama apa yang tepat kuberikan untukmu,  biar nanti kita aku bisa lebih enak ngobrolnya, ada panggilan sayang tanpa perlu bilang blogku-blogku lagi :D

Allamanda, Guajava, Psidium, Cathartica, Tulipa, Zindagi, hmm.. apalagi yaa nama yang bagus untukmu? Kenapa pula aku ini tidak sekreatif orang-orang di luar sana dalam memberimu nama? Tetapi, kemudian aku berpikir lagi, apa aku benar-benar membutuhkan sebuah nama untukmu, sedang sejauh ini aku nyaman-nyaman saja berbagi banyak cerita denganmu walau tanpa nama. 

Seperti saat ini, ketika kurasa rindu padamu sudah sampai diubun-ubun, gatal di jemariku sudah tak sanggup lagi kubendung, juga berbagai sampah dan sumpah serapah sudah tumpah-tumpah dalam pikiranku. Tapi tenang saja, aku tak menganggapmu sebagai tong sampah kok, kali ini aku ingin berbagi tentang sebuah pertemuan dengan seseorang yang tak kuduga, sekaligus perkenalan yang tak tuntas. 

Intinya, ada bahagia dan rasa syukur dalam hatiku karena bisa menahan segala rasa dan kecamuk dalam dada hingga bisa sampai di titik ini. Titik berbagi kebahagian dengan kamu lagi. Catat tanggalnya yaa, satu juli dua ribu sembilan belas. Bertemu tanpa diduga, berkenalan walau tak tuntas, tapi aku bahagia dan percaya apa yang kuanggap tak terduga dan tak tuntas ini sudah ditulis dengan apik oleh Sang Maha Pemilik Skenario semesta. Karena itu, aku berdoa kepada Allah, semoga dia termasuk salah satu orang baik yang Allah takdirkan untukku. Semoga setiap niat dan tindakan bermuara kepada kebaikan. Semoga setiap perjumpaan Allah ridhoi dan limpahi dengan hidayah. Semoga setiap perbuatan mendatangkan cinta dan rahmat Allah. Aamiin... Aamiin yaa mujibassailin...

***

Karena kamu adalah salah satu caraku berbahagia dan menyayangi diriku sendiri. (to: blogku)
Maros, 01 Juli 2019

Komentar

What them read?

Ciee Kak Iis Sweet Seventeen Ciee :P

Dear Lhy-yha^^

Ada yang Lebih Daebak dari KMH ^_^

Masih Tentang Perempuan